Padang (ANTARA) - Perum Bulog dan Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat menjalin kerja sama terkait dengan penyerapan dan penyaluran beras di daerah itu guna memerangi praktik ijon yang merugikan petani.

"MoU (nota kesepahaman) ini adalah awal dari upaya kita meningkatkan kesejahteraan petani dengan memerangi praktik ijon yang masih cukup banyak terjadi di Pariaman," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar di Pariaman, Sabtu.

Ia menyebut 80 persen wilayah Pariaman daerah pertanian dan perikanan. Hanya sekitar 20 persen yang perkotaan sehingga sebagian besar masyarakat bergantung pada usaha pertanian.

Praktik ijon yang masih terjadi di daerah itu, katanya, dengan membeli padi petani sebelum panen dengan harga rendah, sehingga merugikan petani.

Pemkot Pariaman berupaya mencarikan solusi di antaranya bekerja sama dengan Perum Bulog.

"Dengan kerja sama ini Bulog diharapkan bisa menyerap padi petani dengan harga yang wajar dan kemudian disalurkan kembali pada masyarakat di daerah itu atau daerah lain yang memungkinkan. Dengan demikian pendapatan petani bisa ditingkatkan," ujarnya.

Baca juga: Bulog Sumbar manfaatkan beras lokal produksi beras bervitamin

Ia menyebutkan produksi beras di daerah itu pada 2021 mencapai 1.780 ton, masih surplus dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat sekitar 1.500 ton per tahun. Dengan demikian, beras yang diserap Bulog dari Pariaman bisa dilepas ke daerah lain.

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan kerja sama tersebut baru pertama kali dilakukan di Sumbar dengan harapan bisa menjadi percontohan bagi daerah lain.

"Kerja sama ini khusus untuk beras premium yang tidak dibatasi oleh harga pembelian pemerintah (HPP) sehingga Bulog bisa membeli dengan harga yang tidak merugikan petani," katanya.

Apalagi, beberapa jenis beras di Sumbar sudah memiliki sertifikat khusus dari Kementerian Pertanian sehingga tidak terikat dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dan lebih memudahkan pelaksanaan kerja sama.

"Karena ini sifatnya bisnis, tentu akan ada keuntungan. Tetapi Bulog tidak akan mengambil keuntungan yang besar karena harga jual juga akan sama atau bisa di bawah harga pasar," ujarnya.

Baca juga: Bulog: Pendistribusian beras fortivit dilakukan secara bertahap

Selain itu, Bulog memiliki produk beras fortivit yaitu beras yang mengandung sedikit karbohidrat tetapi kaya akan mikronutrien, seperti vitamin A, vitamin B1, B3, B6, B12, asam folat, zat besi, dan seng (Zn) sehingga sesuai dikonsumsi dalam gaya hidup sehat yang berkelanjutan serta sebagai upaya mengoptimalkan peningkatan imun tubuh dan bisa membantu pengentasan kekerdilan.

"Beras dari Pariaman juga bisa dibuat menjadi beras fortivit," ujarnya.

Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini mendukung kerja sama yang bisa menguntungkan pemerintah daerah, Bulog, dan terutama petani.

"Beras lokal cenderung lebih cocok dengan lidah masyarakat karena itu kerja sama ini sangat tepat untuk diterapkan di daerah. Selain menguntungkan petani juga mempertimbangkan selera dan kearifan lokal," ujarnya.

Ia berharap Pariaman bisa menjadi contoh daerah lain dalam upaya peningkatan pendapatan petani dengan tetap mempertimbangkan kearifan lokal tersebut.

Baca juga: Bulog bagikan beras fortivit dan edukasi gizi ke warga Sukabumi
Baca juga: Bulog NTT salurkan belasan ribu beras fortivit cegah stunting di TTS