Bengkulu (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu akan menurunkan tim beranggotakan 14 orang untuk memantau lokasi penyerangan Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) terhadap seorang warga Desa Pino Baru Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Utara hingga menyebabkan korban tewas.

"Petugas Polhut akan turun besok (15/9), berjumlah 14 orang untuk melakukan identifikasi awal terkait konflik harimau yang mengakibatkan salah seorang warga tewas," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Amon Zamora.

Ia mengatakan identifikasi awal tersebut untuk mengetahui kepastian lokasi kejadian yang diperkirakan berada di dalam kawasan Hutan Lindung Bukit Sanggul, berjarak 20 kilometer dari Desa Pino Baru.

Meski sudah diketahui lokasi kejadian berada di dalam kawasan hutan namun tetap perlu diambil titik koordinat serta memantau jika harimau tersebut masih berkeliaran di sekitar lokasi penyerangan.

"Jika sudah ada korban jatuh, harimau memiliki perilaku mengulang kembali. Jadi, warga yang memasuki Hutan Lindung Bukit Sanggul harus lebih waspada," tambahnya.

Imbauan dan larangan memasuki Hutan Lindung Bukit Sanggul sudah disosialisasikan petugas BKSDA kepada warga Desa Pino Baru.

Sebelumnya, seorang warga Desa Pino Baru Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan, Milyan (18) ditemukan tewas diterkam harimau dengan kondisi tubuh mengenaskan di kebun kopi miliknya di dalam kawasan Hutan Lindung Bukit Sanggul, Minggu (11/9).
(ANT)