Jakarta (ANTARA news) - Dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat di pasar global mengakibatkan pelaku pasar di pasar spot antarbank Jakarta pada Selasa siang melepas rupiah sehingga mata uang lokal itu bergerak turun.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 15 poin menjadi Rp8.610 dari sebelumnya Rp8.595 per dolar AS.

Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Selasa mengatakan, rupiah masih tertekan oleh isu global khususnya krisis utang di Eropa yang diperkirakan akan makin memburuk.

Padahal Bank Sentral Eropa telah menyatakan akan memberikan dukung bail out (dana talangan) kepada negara-negara di kawasan Eropa itu terutama kepada Yunani, katanya.

Menurut dia, Italia diperkirakan mempunyai kemungkinan besar akan terjerat masalah utang karena besarnya utang mencapai 1,9 triliun euro lebih besar dengan penjumlahan utang Spanyol, Yunani, Portugal dan Irlandia.

"Isu Italia semakin membuat ketakutan investor global mengingat Yunani juga diperkirakan gagal bayar," katanya.

Ia mengatakan, koreksi terhadap rupiah hanya sementara sampai pekan ini, karena pada pekan berikut pasar akan bergairah, akibat arus modal asing yang masuk ke pasar domestik makin kuat.

"Kami optiimis ini merupakan `trading` saja yang dilakukan pelaku pasar khususnya lokal," ujarnya.

Sementara itu Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga mengatakan, koreksi terhadap rupiah tidak akan berlangsung lama, karena investor asing mulai masuk ke pasar melakukan pembeiian.

Hal ini terlihat di pasar saham dimana indeks mengalami kenaikan meski tidak besar hanya 0,38 persen yang menunjukkan pasar saham mulai membaik, setelah tiga hari lalu terpuruk, katanya.

Karena itu, lanjut dia, peluang rupiah untuk menguat kembali masih cukup besar hanya menunggu waktu saja menyusull masuknya capital inflow (arus modal ) di pasar domestik.
(T-H-CS/K005)