Rusia 2022 diperkirakan inflasi 20 persen, ekonomi jatuh 8,0 persen
11 Maret 2022 08:47 WIB
Tampilan luar menunjukkan kantor pusat Bank Sentral Rusia di Moskow, Rusia 29 Maret 2021. Sebuah tanda bertuliskan: "Bank of Rusia". ANTARA/REUTERS/Maxim Shemetov
Moskow (ANTARA) - Inflasi di Rusia diperkirakan akan meningkat menjadi 20 persen dan ekonominya bisa turun sebanyak 8,0 persen pada tahun ini, sebuah survei independen terhadap para analis yang diminta oleh bank sentral menunjukkan pada Kamis (10/3/2022).
Menurut 18 ekonom yang disurvei oleh bank sentral Rusia antara 1 Maret dan 9 Maret, tingkat suku bunga rata-rata tahun ini diperkirakan sebesar 18,9 persen, katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Rubel Rusia jatuh ke rekor terendah di Moskow di tengah sanksi baru
"Revisi signifikan dari perkiraan konsensus mencerminkan perubahan drastis dalam kondisi ekonomi selama dua minggu terakhir," kata Deputi Gubernur Bank Sentral Alexei Zabotkin dalam sebuah pernyataan terpisah.
"Langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral Rusia dan pemerintah ditujukan untuk membatasi skala penurunan ekonomi dan menghindari periode inflasi tinggi yang berkepanjangan."
Inflasi konsumen tahunan mencapai 10,42 persen pada 4 Maret, karena rubel menyentuh posisi terendah bersejarah setelah invasi Rusia ke Ukraina, diikuti oleh sanksi keras Barat yang memutuskan bank sentral dan bank-bank dari sistem keuangan global.
Baca juga: Bank sentral global fokus inflasi, perkirakan pertumbuhan berlanjut
Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen dalam langkah darurat pekan lalu, memperkenalkan kontrol modal dan mengatakan kepada perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk menjual mata uang asing karena rubel jatuh ke rekor terendah.
Menurut 18 ekonom yang disurvei oleh bank sentral Rusia antara 1 Maret dan 9 Maret, tingkat suku bunga rata-rata tahun ini diperkirakan sebesar 18,9 persen, katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Rubel Rusia jatuh ke rekor terendah di Moskow di tengah sanksi baru
"Revisi signifikan dari perkiraan konsensus mencerminkan perubahan drastis dalam kondisi ekonomi selama dua minggu terakhir," kata Deputi Gubernur Bank Sentral Alexei Zabotkin dalam sebuah pernyataan terpisah.
"Langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral Rusia dan pemerintah ditujukan untuk membatasi skala penurunan ekonomi dan menghindari periode inflasi tinggi yang berkepanjangan."
Inflasi konsumen tahunan mencapai 10,42 persen pada 4 Maret, karena rubel menyentuh posisi terendah bersejarah setelah invasi Rusia ke Ukraina, diikuti oleh sanksi keras Barat yang memutuskan bank sentral dan bank-bank dari sistem keuangan global.
Baca juga: Bank sentral global fokus inflasi, perkirakan pertumbuhan berlanjut
Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen dalam langkah darurat pekan lalu, memperkenalkan kontrol modal dan mengatakan kepada perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk menjual mata uang asing karena rubel jatuh ke rekor terendah.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: