Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Garuda) Tbk memastikan tak akan menambah pesawat untuk operasional haji tahun ini, meski ada tambahan kuota dari Saudi Arabia.

"Tak perlu tambah pesawat. Cukup dengan menambah frekuensi saja," kata Kepala Komunikasi Perusahaan PT Garuda Indonesia, Tbk, Pujobroto.

Sebelumnya, Saudi Arabia memastikan mengabulkan permintaan Indonesia untuk menambah kuota haji sebesar 10 ribu jemaah dari kuota sebelumnya 111 ribu untuk musim haji tahun ini.

Namun, berapa tambahan frekuensi penerbangan yang dimaksud, Pujobroto juga belum merinci karena alokasi tambahan kuota untuk Garuda dari Kementerian Agama, juga belum ada.

"Berapa tambahan frekuensinya, masih menunggu kepastian berapa tambahan kuota yang selama ini ditetapkan untuk Garuda sebesar 108-110 ribu jemaah dari 9 embarkasi," katanya.

Untuk mengangkut jemaah sebesar itu, tambah Pujobroto, Garuda telah menyiapkan 14 pesawat berbadan lebar, beserta kru dengan pesawat termuda buatan 2009.

"Awak kabinnya khusus dan direkrut dari berbagai daerah, sekitar 800 orang," katanya.

Penerbangan haji Garuda biasanya terdiri dari fase keberangkatan dan kedatangan.

Pemerintah Arab Saudi mengabulkan permohonan Indonesia untuk menambah kuota haji. Pemerintah Saudi memberikan kuota tambahan sekitar 10.000 jamaah. Kuota itu terdiri dari haji reguler sebanyak 7000 jamaah dan 3000 jamaah haji khusus.

Penambahan itu diungkapkan Menteri Agama Suryadhama Ali di Bandara Sukarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (11/9). Dengan penambahan itu, jumlah kuota tetap jamaah Indonesia tahun ini menjadi dari 211.000 jamaah dan ditambah 10.000 kuota jamaah tidak tetap.

Selain menambah kuota, Pemerintah Saudi menjanjikan jamaah Indonesia akan mendapatkan penginapan tidak lebih dari radius empat kilometer dari Masjidil Haram. Sejauh ini, Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Saudi telah menyiapkan 319 gedung, dengan total kapasitas 202.000.
(E008)