Ambon (ANTARA News) - Warga masyarakat kota Ambon mulai kesulitan untuk mendapatkan minyak tanah dan bensin menyusul bentrok antar warga yang terjadi Minggu (11/9).

"Sudah sejak pagi hari mendatangi beberapa pangkalan untuk membeli minyak tanah sebanyak lima liter untuk keperluan memasak di rumah, namun tidak berhasil," kata Robert warga Kelurahan Benteng atas saat ditemui di pangkalan minyak tanah desa Amahusu, kecamatan Nusaniwe.

Robert bersama temannya Christian berkeliling mencari pangkalan minyak tanah, baik di kawasan kelurahan Benteng, kelurahan Kudamati maupun kelurahan Batu gantung, kecamatan Nusaniwe, namun sudah tutup dan di depan pintu tertulis minyak tanah habis.

"Kami berdua sepakat untuk menuju desa Amahusu, ternyata masih ada satu pangkalan yang masih menjual minyak tanah maupun bensin hanya saja harus menunggu giliran," katanya.

John pemilik pangkalan Yaneman yang sehari-harinya menjual minyak tanah dan bensin ketika dikonfirmasi menyatakan stok minyak tanah yang ada sebanyak 1.200 liter (enam drum) dan bensin sebanyak 20 drum.

Menurutnya, memang minyak tanah yang masuk kemarin Minggu (11/9) sebanyak 20 drum, namun masyarakat yang datang membeli sejak pagi hari siang hari cukup banyak sehingga stok yang tersisa sebanyak enam drum saja.

"Untuk sementara saya hanya melayani masyarakat yang datang membeli untuk keperluan memasak dirumah dan terbatas lima liter saja, tapi kalau masyarakat nelayan belum dilayani," ujarnya.

Harga minyak tanah Rp3.200 per liter dan bensin Rp5.000 per liter. "Saya tidak berani menaikan harga memanfaatkan situasi yang terjadi, jadi masyarakat yang datang membeli tetap dilayani dengan harga biasa saja," ujarnya.
(*)