Kerusuhan Ambon meluas ke kawasan Mardika
12 September 2011 02:05 WIB
Detasemen Kavaleri (Denkav) 5/BLC - Kodam XVI Pattimura mengerahkan sejumlah tank untuk membantu Polda Maluku menghentikan kericuhan antara warga yang terjadi di Kota Ambon, Minggu (11/9). Akibat kericuhan tersebut tiga warga tewas sedangkan puluhan lainnya mengalami luka-luka. (ANTARA/Izaac Mulyawan/pras)
Ambon (ANTARA News) - Bentrokan antar warga akhirnya merembes juga ke kawasan Mardika - Batumerah, kecamatan Sirimau (Kota Ambon) pada Senin dinihari, ditandai dengan aksi pembakaran sejumlah rumah penduduk.
Pantauan ANTARA Ambon, meski kawasan tersebut dijaga aparat keamanan dari Brimob Polda Maluku dan TNI-AD, namun belum bisa menghalau konsentrasi massa yang berhasil membakar sejumlah rumah warga.
Padahal sejak Minggu siang hingga sore hari, lokasi itu hanya dijaga sejumlah aparat polisi lalu lintas untuk mengatur arus kendaraan bermotor yang hilir mudik, meski terlihat konsetrasi massa tapi tidak disertai tindakan penghadangan maupun pengrusakan.
Bahkan sejumlah warga dari dua kawasan itu masih sempat berkumpul untuk menenangkan suasana, namun menjelang tengah malam situasinya jadi berubah dan tidak terkendali sehingga terjadi aksi pembakaran di kawasan Mardika-Batumerah dan seputaran kawasan Amans Hotel ke arah Mardika pantai.
Akibatnya banyak warga yang memilih mengungsi untuk menyelamatkan diri ke sanak keluarga yang dirasakan aman, terutama wanita dan anak-anak serta lansia dengan pakaian seadanya termasuk surat-surat penting.
Aparat keamanan juga berulang kali melepaskan rentetan tembakan ke udara sebagai tanda peringatan, sementara Kapolres Pulau Ambon dan Pp Lease, AKBP Djoko Susilo belum bisa dikonfirmasi.
Selain kebakaran di kawasan Mardika, kobaran api juga terlihat membumbung di kawasan Waringin dan Tanah Lapang Kecil namun insiden yang terjadi sejak Senin siang (11/9) hingga saat ini, Pemkot Ambon tidak berani mengerahkan armada mobil pemadam kebaran mereka.
Bentrokan antar warga yang dipicu isu miring terkait kematian Darwis Saiman ini telah merenggut tiga korban jiwa dan puluhan lainnya menderita luka-luka ringan dan berat akibat terkena peluru nyasar maupun lemparan batu.
Selain itu massa juga membakar sebuah mobil box dan dua mobil pibadi ditambah sejumlah unit sepeda motor. (ANT/K004)
Pantauan ANTARA Ambon, meski kawasan tersebut dijaga aparat keamanan dari Brimob Polda Maluku dan TNI-AD, namun belum bisa menghalau konsentrasi massa yang berhasil membakar sejumlah rumah warga.
Padahal sejak Minggu siang hingga sore hari, lokasi itu hanya dijaga sejumlah aparat polisi lalu lintas untuk mengatur arus kendaraan bermotor yang hilir mudik, meski terlihat konsetrasi massa tapi tidak disertai tindakan penghadangan maupun pengrusakan.
Bahkan sejumlah warga dari dua kawasan itu masih sempat berkumpul untuk menenangkan suasana, namun menjelang tengah malam situasinya jadi berubah dan tidak terkendali sehingga terjadi aksi pembakaran di kawasan Mardika-Batumerah dan seputaran kawasan Amans Hotel ke arah Mardika pantai.
Akibatnya banyak warga yang memilih mengungsi untuk menyelamatkan diri ke sanak keluarga yang dirasakan aman, terutama wanita dan anak-anak serta lansia dengan pakaian seadanya termasuk surat-surat penting.
Aparat keamanan juga berulang kali melepaskan rentetan tembakan ke udara sebagai tanda peringatan, sementara Kapolres Pulau Ambon dan Pp Lease, AKBP Djoko Susilo belum bisa dikonfirmasi.
Selain kebakaran di kawasan Mardika, kobaran api juga terlihat membumbung di kawasan Waringin dan Tanah Lapang Kecil namun insiden yang terjadi sejak Senin siang (11/9) hingga saat ini, Pemkot Ambon tidak berani mengerahkan armada mobil pemadam kebaran mereka.
Bentrokan antar warga yang dipicu isu miring terkait kematian Darwis Saiman ini telah merenggut tiga korban jiwa dan puluhan lainnya menderita luka-luka ringan dan berat akibat terkena peluru nyasar maupun lemparan batu.
Selain itu massa juga membakar sebuah mobil box dan dua mobil pibadi ditambah sejumlah unit sepeda motor. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: