KKP utamakan revitalisasi ketimbang buka lahan baru tambak udang
10 Maret 2022 15:01 WIB
Dokumentasi. Hasil panen udang dari tambak SECURE di Kampung Pegat Batumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Ist/HO YKAN)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengutamakan revitalisasi tambak udang tradisional ketimbang membuka lahan baru tambak udang untuk bisa mencapai target produksi 2 juta ton udang pada 2024.
Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tinggal Hermawan dalam webinar "Geliat Bisnis Udang dan Unggas di Tahun Macan Air" yang dipantau di Jakarta, Kamis, mengatakan revitalisasi jadi program utama lantaran banyak tambak-tambak tradisional yang idle dan produktivitasnya rendah.
"Jadi terkait pembukaan lahan baru, bukan tidak diizinkan, tapi Pak Menteri menginginkan bahwa pembukaan lahan baru harus dilakukan dengan selektif," katanya.
Tinggal menuturkan, dari pengalaman terdahulu, banyak lahan tambak udang dibuka secara serampangan, masif, dan tidak dikelola dengan baik.
Bahkan, saat ini hampir 90 persen lahan tambak udang yang ada merupakan lahan tradisional yang produktivitasnya rendah, tidak memenuhi syarat budi daya yang baik sehingga tidak memberikan kesejahteraan secara ekonomi.
"Sehingga Pak Menteri ingin lebih fokus pertambakan itu direvitalisasi dengan mengetatkan pembukaan lahan baru karena beliau tidak ingin tambak dibuka tapi lahannya idle dan tidak produktif," ungkapnya.
Tinggal mengemukakan, strategi tersebut menempatkan ekologi sebagai panglima dalam pengembangan peningkatan produksi udang dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pembudidaya.
Pemerintah menargetkan ekspor udang naik menjadi 250 persen dari semula 2 miliar dolar AS menjadi 5 miliar dolar AS pada 2024. Sementara itu, dari sisi produksi, ditargetkan produksi udang mencapai 2 juta ton pada 2024.
Ada pun saat ini, KKP mencatat capaian produksi dan nilai budi daya udang sepanjang 2019-2021 hanya tumbuh tipis.
Produksi udang pada 2019 mencapai 863 ribu ton senilai Rp53,3 triliun. Pada 2020, angkanya meningkat dengan produksi mencapai 881,6 ribu ton senilai Rp54,9 triliun dan pada 2021 produksi mencapai 884,9 ribu ton senilai Rp54,9 triliun.
"Jadi memang ada kenaikan walaupun tidak signifikan. Ini juga masih jauh dari apa yang diinginkan Presiden di mana target produksi 2 juta ton dan nilai ekspor 5 miliar dolar AS," katanya.
Baca juga: Luhut targetkan RI jadi lima besar eksportir produk perikanan dunia
Baca juga: Pemerintah diminta segera buat SOP revitalisasi tambak udang
Baca juga: KKP: Target produksi 2 juta ton udang melalui revitalisasi tambak
Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tinggal Hermawan dalam webinar "Geliat Bisnis Udang dan Unggas di Tahun Macan Air" yang dipantau di Jakarta, Kamis, mengatakan revitalisasi jadi program utama lantaran banyak tambak-tambak tradisional yang idle dan produktivitasnya rendah.
"Jadi terkait pembukaan lahan baru, bukan tidak diizinkan, tapi Pak Menteri menginginkan bahwa pembukaan lahan baru harus dilakukan dengan selektif," katanya.
Tinggal menuturkan, dari pengalaman terdahulu, banyak lahan tambak udang dibuka secara serampangan, masif, dan tidak dikelola dengan baik.
Bahkan, saat ini hampir 90 persen lahan tambak udang yang ada merupakan lahan tradisional yang produktivitasnya rendah, tidak memenuhi syarat budi daya yang baik sehingga tidak memberikan kesejahteraan secara ekonomi.
"Sehingga Pak Menteri ingin lebih fokus pertambakan itu direvitalisasi dengan mengetatkan pembukaan lahan baru karena beliau tidak ingin tambak dibuka tapi lahannya idle dan tidak produktif," ungkapnya.
Tinggal mengemukakan, strategi tersebut menempatkan ekologi sebagai panglima dalam pengembangan peningkatan produksi udang dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pembudidaya.
Pemerintah menargetkan ekspor udang naik menjadi 250 persen dari semula 2 miliar dolar AS menjadi 5 miliar dolar AS pada 2024. Sementara itu, dari sisi produksi, ditargetkan produksi udang mencapai 2 juta ton pada 2024.
Ada pun saat ini, KKP mencatat capaian produksi dan nilai budi daya udang sepanjang 2019-2021 hanya tumbuh tipis.
Produksi udang pada 2019 mencapai 863 ribu ton senilai Rp53,3 triliun. Pada 2020, angkanya meningkat dengan produksi mencapai 881,6 ribu ton senilai Rp54,9 triliun dan pada 2021 produksi mencapai 884,9 ribu ton senilai Rp54,9 triliun.
"Jadi memang ada kenaikan walaupun tidak signifikan. Ini juga masih jauh dari apa yang diinginkan Presiden di mana target produksi 2 juta ton dan nilai ekspor 5 miliar dolar AS," katanya.
Baca juga: Luhut targetkan RI jadi lima besar eksportir produk perikanan dunia
Baca juga: Pemerintah diminta segera buat SOP revitalisasi tambak udang
Baca juga: KKP: Target produksi 2 juta ton udang melalui revitalisasi tambak
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: