Asuransi Cigna Indonesia bayar klaim nasabah Rp589 miliar pada 2021
10 Maret 2022 14:18 WIB
Presiden Direktur Cigna Indonesia Philip Michael Reynolds berbincang dengan nasabah di kantor pusat Cigna di Jakarta, Kamis (10/3/2022). ANTARA/HO-Cigna Indonesia
Jakarta (ANTARA) - PT Asuransi Cigna Indonesia membayar klaim nasabah sebesar Rp589 miliar pada 2021 atau meningkat dibandingkan 2020 yang Rp423 miliar.
President Director & CEO Cigna Indonesia Phil Reynolds mengatakan industri asuransi masih bisa bertahan seiring meningkatnya pemahaman masyarakat atas pentingnya proteksi terhadap kesehatan.
"Saat pandemi, kinerja Cigna Indonesia makin positif. Itu terlihat dari pencapaian sepanjang 2021 seiring terus meningkatnya kepercayaan nasabah. Tingkat kepuasan nasabah terhadap Cigna Indonesia naik 160 persen dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Phil Reynolds menambahkan pihaknya terus menjaga kepercayaan konsumen seperti membayar klaim dengan cepat dan selalu memberikan pelayanan terbaik.
Menurut dia, rasio kecukupan modal atau RBC Cigna juga semakin menguat yang pada kuartal keempat 2021 mencapai 267 persen atau jauh di atas batas ketentuan pemerintah sebesar 120 persen. RBC kuartal keempat itu naik 22 persen dari kuartal sebelumnya.
Ia memaparkan produk perlindungan Cigna Medical Pro, yang mempunyai manfaat sesuai tagihan rumah sakit menjadi pilihan utama nasabah dan hingga akhir Desember 2021 tercatat lebih dari 200 polis terjual dan aktif.
Fenomena itu menunjukkan masyarakat semakin melek asuransi, terutama setelah pandemi ini di saat mereka membutuhkan proteksi dengan jaminan pasti perusahaan asuransi.
Terkait prospek pada 2022, Phil Reynolds pun optimistis Cigna Indonesia tumbuh lebih baik lagi, apalagi kondisi pandemi sudah mulai menurun.
Head of Agency Sales Cigna Indonesia Shiddiq Alfarisi menambahkan pandemi malah menjadi momentum. Saat daya beli turun, kebutuhan asuransi malah meningkat, sehingga Cigna bisa bertahan.
Menurut dia, Cigna juga bisa bertahan karena memiliki tools eApps dengan fitur need base analysis yang bisa menganalisa seberapa besar kemampuan calon nasabah, sehingga nasabah membeli produk sesuai kemampuan.
Saat pembatasan tatap muka akibat pandemi, lanjutnya, Cigna memanfaatkan teknologi digital via aplikasi Webex yang memungkinkan agen bertemu dalam video secara online dan langsung dengan calon nasabah.
"Ini yang membuat Cigna tetap bisa approach dan melakukan penjualan saat masa PPKM," kata Shiddiq.
Regional Sales Manager Cigna Surabaya Lily Arishanti menambahkan kinerja Cigna di Surabaya pada 2021 meningkat 20-25 persen dibandingkan 2020.
"Pandemi ini membuat masyarakat sadar perlunya kesehatan bagi dirinya dan keluarga," ujarnya.
Lily pun meyakini dengan kondisi pandemi yang semakin longgar, ekonomi mulai bergerak dan daya beli masyarakat meningkat, sehingga kinerja Cigna akan semakin meningkat.
Sementara itu, pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengatakan potensi pasar asuransi di Indonesia masih terbuka luas, selain dikarenakan kondisi pandemi yang mulai melonggar, juga kesadaran masyarakat untuk memproteksi kesehatan keluarganya dengan asuransi, makin meningkat.
"Ini terbukti dengan meningkatnya pertumbuhan asuransi jiwa," ujarnya.
Data Otoritas Jasa keuangan (OJK) menunjukkan premi industri asuransi jiwa pada 2021 mencapai Rp184,32 triliun atau tumbuh 7,21 persen dibandingkan 2020 yang Rp171,93 triliun.
Ia menambahkan pendorong peningkatan kinerja asuransi lainnya adalah performa industri asuransi dalam menepati pembayaran klaim sesuai yang dijanjikan dan tepat waktu.
Baca juga: AAJI: Industri asuransi jiwa bayarkan klaim Rp159,43 triliun di 2021
Baca juga: Wapres tekankan strategi tingkatkan kinerja industri asuransi syariah
Baca juga: Inggris tutup perusahaan Rusia dari pasar asuransi
President Director & CEO Cigna Indonesia Phil Reynolds mengatakan industri asuransi masih bisa bertahan seiring meningkatnya pemahaman masyarakat atas pentingnya proteksi terhadap kesehatan.
"Saat pandemi, kinerja Cigna Indonesia makin positif. Itu terlihat dari pencapaian sepanjang 2021 seiring terus meningkatnya kepercayaan nasabah. Tingkat kepuasan nasabah terhadap Cigna Indonesia naik 160 persen dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Phil Reynolds menambahkan pihaknya terus menjaga kepercayaan konsumen seperti membayar klaim dengan cepat dan selalu memberikan pelayanan terbaik.
Menurut dia, rasio kecukupan modal atau RBC Cigna juga semakin menguat yang pada kuartal keempat 2021 mencapai 267 persen atau jauh di atas batas ketentuan pemerintah sebesar 120 persen. RBC kuartal keempat itu naik 22 persen dari kuartal sebelumnya.
Ia memaparkan produk perlindungan Cigna Medical Pro, yang mempunyai manfaat sesuai tagihan rumah sakit menjadi pilihan utama nasabah dan hingga akhir Desember 2021 tercatat lebih dari 200 polis terjual dan aktif.
Fenomena itu menunjukkan masyarakat semakin melek asuransi, terutama setelah pandemi ini di saat mereka membutuhkan proteksi dengan jaminan pasti perusahaan asuransi.
Terkait prospek pada 2022, Phil Reynolds pun optimistis Cigna Indonesia tumbuh lebih baik lagi, apalagi kondisi pandemi sudah mulai menurun.
Head of Agency Sales Cigna Indonesia Shiddiq Alfarisi menambahkan pandemi malah menjadi momentum. Saat daya beli turun, kebutuhan asuransi malah meningkat, sehingga Cigna bisa bertahan.
Menurut dia, Cigna juga bisa bertahan karena memiliki tools eApps dengan fitur need base analysis yang bisa menganalisa seberapa besar kemampuan calon nasabah, sehingga nasabah membeli produk sesuai kemampuan.
Saat pembatasan tatap muka akibat pandemi, lanjutnya, Cigna memanfaatkan teknologi digital via aplikasi Webex yang memungkinkan agen bertemu dalam video secara online dan langsung dengan calon nasabah.
"Ini yang membuat Cigna tetap bisa approach dan melakukan penjualan saat masa PPKM," kata Shiddiq.
Regional Sales Manager Cigna Surabaya Lily Arishanti menambahkan kinerja Cigna di Surabaya pada 2021 meningkat 20-25 persen dibandingkan 2020.
"Pandemi ini membuat masyarakat sadar perlunya kesehatan bagi dirinya dan keluarga," ujarnya.
Lily pun meyakini dengan kondisi pandemi yang semakin longgar, ekonomi mulai bergerak dan daya beli masyarakat meningkat, sehingga kinerja Cigna akan semakin meningkat.
Sementara itu, pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengatakan potensi pasar asuransi di Indonesia masih terbuka luas, selain dikarenakan kondisi pandemi yang mulai melonggar, juga kesadaran masyarakat untuk memproteksi kesehatan keluarganya dengan asuransi, makin meningkat.
"Ini terbukti dengan meningkatnya pertumbuhan asuransi jiwa," ujarnya.
Data Otoritas Jasa keuangan (OJK) menunjukkan premi industri asuransi jiwa pada 2021 mencapai Rp184,32 triliun atau tumbuh 7,21 persen dibandingkan 2020 yang Rp171,93 triliun.
Ia menambahkan pendorong peningkatan kinerja asuransi lainnya adalah performa industri asuransi dalam menepati pembayaran klaim sesuai yang dijanjikan dan tepat waktu.
Baca juga: AAJI: Industri asuransi jiwa bayarkan klaim Rp159,43 triliun di 2021
Baca juga: Wapres tekankan strategi tingkatkan kinerja industri asuransi syariah
Baca juga: Inggris tutup perusahaan Rusia dari pasar asuransi
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: