Makassar (ANTARA News) - Jajaran pemimpin Demokrat mengimbau pengurus dan kader di daerah tidak terpengaruh pada masalah-masalah nasional yang menimpa partai yang dipimpin dewan penasehat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
Sekretaris Dewan Pembina Demokrat Andi Alifian Mallarangeng saat perayaan 10 tahun partai itu di Makassar, Sabtu, mengatakan, jajaran pimpinan di pusat telah membagi tugas untuk menangani masalah-masalah tersebut.
"Kami instruksikan daerah tetap menjalankan tugasnya, yakni terus melaksanakan konsolidasi. Masalah itu nanti pusat yang selesaikan," ujar Menteri Pemuda dan Olah Raga tersebut.
Dia menjelaskan, dengan usia 10 tahun Demokrat terhitung sebagai partai pendatang baru. Namun justru diusia yang belum seberapa itu, partai tersebut mampu menunjukkan kemajuan yang luar biasa dibanding partai lain.
Keadaan itu membuat sejumlah oknum merasa terganggu baik di tingkat nasional maupun daerah. Terutama daerah yang diklaim oleh partai lain sebagai wilayah basis.
Dalam politik pihak-pihak yang merasa terancam menggunakan berbagai kesempatan menghantam Partai Demokrat dengan tujuan menurunkan progres yang telah dijalani pada pemilu 2014 nanti.
"Walaupun sebenarnya dibanding apa yang telah dilakukan partai lain, masalah Demokrat belum ada apa-apanya. Namun kata Ketua Dewan Pembina, masalah ini harus digunakan sebagai momen membersihkan diri. Kader yang tidak bisa mengikuti hukum, harus dipecat sehingga kita diisi kader kader yg benar benar baik," ujarnya.
Kepada kader, Alifian juga mengatakan optimistisnya bahwa pada akhirnya nanti masyarakat bisa melihat partai yang konsisten membersihkan diri dan menegakkan hukum. Hingga, Demokrat bisa membuktikan diri sebagai partai terbaik.
Menyikapi pemberitaaan media yang bertendensi politis, ia mengajak kader agar jernih mencerna. Sebab kekuatan Demokrat ada pada kadernya sendiri, bukan bersumber dari luar tubuh partai.
(T.KR-AAT/S019)
Demokrat imbau daerah tak terpengaruh masalah nasional
10 September 2011 21:21 WIB
Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Andi Mallarangeng. ( FOTO ANTARA/Nila Fu'adi)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: