IBL
IBL tetap akan batasi kehadiran penonton hanya 25 persen
9 Maret 2022 22:24 WIB
Pebasket Pelita Jaya Bakrie Jakarta Muhamad Arighi (kanan) berusaha melewati pebasket Indonesia Patriots Andrew William Lensun pada pertandingan IBL Tokopedia 2022 di Hall Basket Senayan, Jakarta, Rabu (9/3/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Jakarta (ANTARA) - Manajemen Liga Bola Basket Indonesia (IBL) akan tetap menerapkan kebijakan pembatasan penonton hanya 25 persen dari kapasitas stadion meski pemerintah telah mengeluarkan regulasi baru terkait kehadiran penonton dalam pertandingan olahraga.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2022 Pasal 8 disebutkan bahwa semua kompetisi olahraga diperbolehkan untuk disaksikan masyarakat di stadion dengan jumlah yang disesuakan dengan status level kasus COVID-19.
Untuk kabupaten atau kota level tiga, stadion bisa diisi penonton sejumlah 50 persen dari kapasitas maksimal, 75 persen untuk level 2 dan 100 persen untuk level 1. Adapun DKI Jakarta saat ini menerapkan PPKM level 2.
Baca juga: Lanjutan IBL 2022 digelar tanpa penonton
Meski bisa menghadirkan 75 persen penonton, namun IBL tetap akan menerapkan kebijakan 25 persen atau sekitar 500 orang per pertandingan seperti saat seri pertama kompetisi dimulai pada 15 Januari lalu.
“Penonton akan tetap sama 25 persen meski dengan status PPKM level 2 diperbolehkan 75 persen. Kami sejak awal sudah menentukan batas aman, yang penting penonton sudah boleh ke stadion,” ungkap Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah saat dihubungi pewarta di Jakarta, Selasa.
“Tapi kami belum bisa penuh-penuh ramai-rami karena situasi sekarang… Jadi kami masih 25 persen apalagi IBL hanya membuka kursi penonton di satu sisi dan kami ingin tetap ada jarak, jadi bagi kami 25 persen sudah cukup,” sambung dia.
IBL 2022 saat ini digelar dengan format gelembung di Jakarta tanpa menghadirkan penonton karena peningkatan jumlah kasus Omicron pada saat itu ditambah banyaknya pemain dan ofisial yang sempat terpapar COVID-19.
Junas mengatakan akan melihat perkembangan situasi pada pekan-pekan awal kompetisi sebelum bisa kembali menghadirkan penonton ke stadion.
Apabila semua berjalan sesuai rencana, lanjut Junas, kompetisi akan dapat kembali dihadiri oleh penonton umum secara langsung pada 12 Maret nanti.
Baca juga: IBL 2022 boleh dihadiri penonton terbatas
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2022 Pasal 8 disebutkan bahwa semua kompetisi olahraga diperbolehkan untuk disaksikan masyarakat di stadion dengan jumlah yang disesuakan dengan status level kasus COVID-19.
Untuk kabupaten atau kota level tiga, stadion bisa diisi penonton sejumlah 50 persen dari kapasitas maksimal, 75 persen untuk level 2 dan 100 persen untuk level 1. Adapun DKI Jakarta saat ini menerapkan PPKM level 2.
Baca juga: Lanjutan IBL 2022 digelar tanpa penonton
Meski bisa menghadirkan 75 persen penonton, namun IBL tetap akan menerapkan kebijakan 25 persen atau sekitar 500 orang per pertandingan seperti saat seri pertama kompetisi dimulai pada 15 Januari lalu.
“Penonton akan tetap sama 25 persen meski dengan status PPKM level 2 diperbolehkan 75 persen. Kami sejak awal sudah menentukan batas aman, yang penting penonton sudah boleh ke stadion,” ungkap Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah saat dihubungi pewarta di Jakarta, Selasa.
“Tapi kami belum bisa penuh-penuh ramai-rami karena situasi sekarang… Jadi kami masih 25 persen apalagi IBL hanya membuka kursi penonton di satu sisi dan kami ingin tetap ada jarak, jadi bagi kami 25 persen sudah cukup,” sambung dia.
IBL 2022 saat ini digelar dengan format gelembung di Jakarta tanpa menghadirkan penonton karena peningkatan jumlah kasus Omicron pada saat itu ditambah banyaknya pemain dan ofisial yang sempat terpapar COVID-19.
Junas mengatakan akan melihat perkembangan situasi pada pekan-pekan awal kompetisi sebelum bisa kembali menghadirkan penonton ke stadion.
Apabila semua berjalan sesuai rencana, lanjut Junas, kompetisi akan dapat kembali dihadiri oleh penonton umum secara langsung pada 12 Maret nanti.
Baca juga: IBL 2022 boleh dihadiri penonton terbatas
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: