G20 Indonesia
Kemnaker: Anggota EWG G20 dukung isu ketenagakerjaan yang diusung RI
9 Maret 2022 18:08 WIB
Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi ketika ditemui media jelang pertemuan hari kedua EWG G20, Jakarta, Rabu (9/3/2022). ANTARA/Prisca Triferna.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi mengatakan bahwa negara-negara G20 dalam Employement Working Group (EWG) mendukung isu-isu ketenagakerjaan yang didorong oleh Indonesia salah satunya isu perlindungan tenaga kerja disabilitas.
"Suasana diskusi kemarin sangat kondusif meskipun juga tentunya ada beberapa hal yang dipertanyakan. Tapi pada intinya semua anggota Employment Working Group G20 ini memberikan dukungan terhadap isu-isu yang disampaikan oleh Indonesia," kata Sekjen Kemnaker Anwar saat ditemui jelang dimulai pertemuan hari kedua forum EWG G20, Jakarta, Rabu.
Beberapa isu yang diusung Indonesia dalam EWG adalah isu tenaga kerja disabilitas, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, perlindungan sosial dalam dunia kerja yang baru dan bagaimana menciptakan lapangan kerja berkelanjutan.
Selain itu, Presidensi G20 Indonesia juga mengusung tema besar "Recover Together, Recover Stronger" yaitu pemulihan bersama untuk pemulihan yang lebih kuat.
Baca juga: Kemenaker: Gotong royong tuntaskan masalah ketenagakerjaan dalam G20
Baca juga: Kemnaker: G20 momentum strategis Indonesia di bidang ketenagakerjaan
Hal itu dapat dicapai, kata Anwar, dengan menciptakan sebuah kondisi ketenagakerjaan dalam rangka untuk mendorong pemulihan bersama.
Pada hari kedua pertemuan pertama EWG G20 akan dilakukan pembahasan bersama kelompok-kelompok yang memiliki kaitan erat dengan isu tenaga kerja seperti Business 20 (B20), Civil 20 (C20) dan Youth 20 (Y20).
Selain itu, akan berbicara juga negara-negara di luar G20 yang diundang dalam pertemuan itu seperti Kamboja yang akan memimpin kelompok menteri tenaga kerja ASEAN tahun ini.
"Kita ingin dengar juga bagaimana policy mereka terkait misalnya disabilitas, bagaimana keberpihakannya kepada kelompok disabilitas mendapatkan akses untuk pekerjaan, untuk kehidupan yang layak," katanya.
Baca juga: Menaker: Presidensi G20 RI berkomitmen bangun masyarakat inklusif
Baca juga: Menaker: Presidensi G20 RI harus hasilkan terobosan ketenagakerjaan
"Suasana diskusi kemarin sangat kondusif meskipun juga tentunya ada beberapa hal yang dipertanyakan. Tapi pada intinya semua anggota Employment Working Group G20 ini memberikan dukungan terhadap isu-isu yang disampaikan oleh Indonesia," kata Sekjen Kemnaker Anwar saat ditemui jelang dimulai pertemuan hari kedua forum EWG G20, Jakarta, Rabu.
Beberapa isu yang diusung Indonesia dalam EWG adalah isu tenaga kerja disabilitas, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, perlindungan sosial dalam dunia kerja yang baru dan bagaimana menciptakan lapangan kerja berkelanjutan.
Selain itu, Presidensi G20 Indonesia juga mengusung tema besar "Recover Together, Recover Stronger" yaitu pemulihan bersama untuk pemulihan yang lebih kuat.
Baca juga: Kemenaker: Gotong royong tuntaskan masalah ketenagakerjaan dalam G20
Baca juga: Kemnaker: G20 momentum strategis Indonesia di bidang ketenagakerjaan
Hal itu dapat dicapai, kata Anwar, dengan menciptakan sebuah kondisi ketenagakerjaan dalam rangka untuk mendorong pemulihan bersama.
Pada hari kedua pertemuan pertama EWG G20 akan dilakukan pembahasan bersama kelompok-kelompok yang memiliki kaitan erat dengan isu tenaga kerja seperti Business 20 (B20), Civil 20 (C20) dan Youth 20 (Y20).
Selain itu, akan berbicara juga negara-negara di luar G20 yang diundang dalam pertemuan itu seperti Kamboja yang akan memimpin kelompok menteri tenaga kerja ASEAN tahun ini.
"Kita ingin dengar juga bagaimana policy mereka terkait misalnya disabilitas, bagaimana keberpihakannya kepada kelompok disabilitas mendapatkan akses untuk pekerjaan, untuk kehidupan yang layak," katanya.
Baca juga: Menaker: Presidensi G20 RI berkomitmen bangun masyarakat inklusif
Baca juga: Menaker: Presidensi G20 RI harus hasilkan terobosan ketenagakerjaan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: