Krisis global tak pengaruhi perbankan
9 September 2011 19:27 WIB
Petugas Bank Republik Indonesia menyusun lembar-lembar uang rupiah yang akan didistribusikan. Bank Indonesia yakin perbankan nasional berada pada jalur yang tepat dengan indikasi performansi yang memadai. (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai kondisi perbankan nasional di tengah perlambatan ekonomi global dan penyelesaian krisis utang Eropa masih tetap stabil, ditandai kondisi permodalan dan likuiditas cukup terjaga.
Laporan Tinjauan Kebijakan Moneter BI, dikutip dari situs BI di Jakarta, Jumat, menyebutkan, berbagai indikator utama perbankan, yaitu rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio-CAR), rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan-NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Return On Asset (ROA) menunjukkan perkembangan yang tetap solid.
CAR pada Juli 2011 tercatat sebesar 17,2 persen, jauh berada di atas level minimal yang ditetapkan Bank Indonesia. Sementara itu, kualitas kredit cukup terkendali, tercermin dari kondisi kredit bermasalah (NPL gross) pada Juli 2011 yang relatif rendah, yaitu 2,8 persen.
Indikator kinerja perbankan lain yaitu ROA relatif masih tinggi yaitu mencapai 3,0 persen pada Juli 2011, dengan NIM tetap stabil pada level 0,5 persen.
Sementara penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif menunjukkan peningkatan, seperti ke sektor-sektor jasa dunia usaha, sektor listrik, air dan gas (LAG) dan sektor industri pengolahan meningkat.
Kredit sektor jasa dunia usaha, sektor LAG dan sektor industri pengolahan masing-masing tumbuh 42,1 persen, 92,4 persen dan 17,94 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 34,5 persen, 59,1 persen dan 13,3 persen (yoy).
Namun penyaluran kredit di sektor perdagangan dan pertanian tumbuh melambat masing masing sebesar 14,0 persen dan 11,8 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 23,6 persen dan 18,5 persen (yoy). (D012)
Laporan Tinjauan Kebijakan Moneter BI, dikutip dari situs BI di Jakarta, Jumat, menyebutkan, berbagai indikator utama perbankan, yaitu rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio-CAR), rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan-NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Return On Asset (ROA) menunjukkan perkembangan yang tetap solid.
CAR pada Juli 2011 tercatat sebesar 17,2 persen, jauh berada di atas level minimal yang ditetapkan Bank Indonesia. Sementara itu, kualitas kredit cukup terkendali, tercermin dari kondisi kredit bermasalah (NPL gross) pada Juli 2011 yang relatif rendah, yaitu 2,8 persen.
Indikator kinerja perbankan lain yaitu ROA relatif masih tinggi yaitu mencapai 3,0 persen pada Juli 2011, dengan NIM tetap stabil pada level 0,5 persen.
Sementara penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif menunjukkan peningkatan, seperti ke sektor-sektor jasa dunia usaha, sektor listrik, air dan gas (LAG) dan sektor industri pengolahan meningkat.
Kredit sektor jasa dunia usaha, sektor LAG dan sektor industri pengolahan masing-masing tumbuh 42,1 persen, 92,4 persen dan 17,94 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 34,5 persen, 59,1 persen dan 13,3 persen (yoy).
Namun penyaluran kredit di sektor perdagangan dan pertanian tumbuh melambat masing masing sebesar 14,0 persen dan 11,8 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 23,6 persen dan 18,5 persen (yoy). (D012)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: