Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi dunia melemah karena krisis antarlembaga saling berpengaruh buruk, kata Direktur Pelaksana Badan Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, saat memberikan sambutan di Chatham House, London, Jumat (9/9).

"Masalah utama adalah lemahnya pertumbuhan dan neraca dari pemerintah, badan keuangan dan masyarakat yang saling berpengaruh negatif antara satu dengan lainnya," kata mantan Menteri Ekonomi, Keuangan dan Industri Prancis tersebut dalam siaran berita di laman IMF.

Menurut Christine, di sejumlah negara berkembang, kinerja perekonomian telah membaik, namun di beberapa negara lain, pertumbuhan ekonomi diperkirakan terlalu pesat dan diperlukan sejumlah kebijakan guna mengatasi situasi persaingan ekonomi yang mulai memanas.

Bagi sejumlah negara berekonomi maju, keberlanjutan fiskal harus dipulihkan melalui rencana konsolidasi yang matang, namun tidak terlalu cepat karena akan merusak pemulihan ekonomi dan lahan pekerjaan, ungkap dia.

"Kuncinya adalah dengan memperjelas strategi jangka menengah untuk menstabilkan dan kemudian mengurangi rasio utang," kata Christine.

Dengan menggunakan strategi tersebut, kebijakan fiskal yang dipercaya menghemat anggaran masa depan dapat menciptakan kesempatan untuk membantu pertumbuhan ekonomi saat ini, tentunya dengan konsolidasi yang lebih lambat.



Ekonomi Amerika Serikat, Eropa, dan Timur Tengah

Christine menegaskan bahwa keadaan ekonomi AS saat ini mengecewakan dan rasio kurangnya pertumbuhan telah meningkat. Menurutnya, keputusan fiskal yang tepat diperlukan AS guna menciptakan ruang bagi kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan lahan pekerjaan saat ini.

"Kami mendukung proposal yang diajukan Presiden AS, Barack Obama yang berfokus pada penciptaan pertumbuhan ekonomi serta lahan pekerjaan dalam jangka pendek," ungkap Christine.

Untuk mengatasi resiko ekonomi yang terjadi di Eropa, sejumlah negara di wilayah tersebut membutuhkan kebijakan fiskal dan kejelasan mengenai ketersediaan keuangan saat ini, tegas Christine.

"Tentang keuangan Eropa, penting bagi para pemimpin kawasan Eropa untuk merealisasikan terobosan yang disetujui pada 21 Juli 2011 secepat mungkin," tambah Christine.

Di Inggris, konsolidasi fiskal dibutuhkan untuk memulihkan utang berkelanjutan yang membuat defisit keuangan Inggris sangat besar.

Selain itu, IMF juga akan berfokus kepada Timur Tengah dan Afrika utara dimana wilayah tersebt sedang mengalami transformasi yang juga memiliki konsekuensi ekonomi dan keuangan yang signifikan.

"Secara jelas negara-negara kawasan itu harus mulai memetakan ekonomi masa depan mereka untuk membangun ekonomi yang lebih terbuka dan kuat," kata Christine.
(Tz.SDP-12/B012)