Seoul (ANTARA) - Pemilihan umum (pemilu) untuk menentukan presiden baru Korea Selatan dimulai pada Rabu (9/3) pagi waktu setempat di seluruh penjuru negeri.
Pemilihan itu berlangsung di tengah persaingan ketat antara para kandidat dari Partai Demokrat (Democrat Party) yang berkuasa dan oposisi konservatif utama Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party).
Pemilu untuk menentukan presiden berikutnya itu digelar mulai pukul 06.00 waktu setempat (04.00 WIB) hingga pukul 18.00 waktu setempat (16.00 WIB) di 14.464 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh wilayah Korsel.
Durasi pemilihan diperpanjang selama satu setengah jam guna memungkinkan para pasien COVID-19 dan mereka yang tengah menjalani karantina mandiri memberikan suara secara terpisah.
Persaingan kandidat presiden sangat ketat karena para pemilih terbagi menjadi dua kubu terkait transisi kekuasaan.
Survei opini terbaru memperlihatkan rating penerimaan dengan margin of error antara Lee Jae-myung dari Partai Demokrat dan Yoon Suk-yeol dari Partai Kekuatan Rakyat.
Para pendukung Partai Demokrat berharap Lee mewarisi pemerintahan saat ini dari Presiden Moon Jae-in.
Sementara, para pemilih konservatif mendukung Yoon agar kekuasaan presidensial berpindah ke blok konservatif.
Pemilihan dini, yang disahkan pada 2013 dan pertama kali diterapkan pada pemilu lokal pada 2014, dilaksanakan mulai 4 Maret sampai 5 Maret.
Dari 44.197.692 pemilih sah, 16.323.602 orang atau 36,93 persen dari jumlah keseluruhan memberikan suara dalam pemilihan dini.
Tingkat pemilihan dini mencapai rekor tertinggi, melampaui pemilu presiden sebelumnya yang mencatat 26,06 persen.
Korea Selatan pilih presiden baru
9 Maret 2022 15:40 WIB
Seorang warga Seoul memberikan suaranya untuk memilih presiden baru Korea Selatan (9/3/2022). ANTARA/Xinhua/James Lee/aa.
Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022
Tags: