Jerusalem (ANTARA News) - Menteri Intelijen Israel Dan Meridor menggambarkan ancaman PM Turki untuk mengirimkan kapal perang untuk mengawal kapal-kapal bantuan Turki ke Jalur Gaza, sebagai "seram dan membahayakan".

"Pernyataan itu menyeramkan dan serius, tapi kami tak ingin berpolemik," kata Meridor kepada radio militer seperti dikutip AFP.

"Lebih baik diam dan menunggu, kami tak berminat memburuk-burukkan situasi dengan mengirim serangan (verbal) balasan," katanya.

Beberapa saat lalu, PM Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa kapal perang Turki akan mengawal kapal bantuan yang berusaha mencapai Jalur Gaza tanpa mengindahkan blokade laut oleh Israel. Langkah ini ditempuh untuk melindungi kapal-kapal bantuan itu dari serangan militer Israel.

"Kapal-kapal perang Turki akan ditugaskan melindungi kapal-kapal Turki yang membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza," kata Erdogan kepada Al-Jazeera.

"Sejak detik ini, kami tak akan membiarkan kapal-kapal ini menjadi sasaran serangan Israel, seperti terjadi pada Freedom Flotilla, karena nanti Israel akan menghadapi respons yang sepadan," sambungnya.

Erdogan menunjuk bentrok 31 Mei tahun lau manakala pasukan Israel menyerbu sebuah kapal dari armada flotilla di laut internasional untuk menghentikan mereka menembus blokade laut ke Gaza. (*)