Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti mengajak para pemangku kepentingan pada bidang pendidikan untuk bergerak bersama dengan semangat dan serentak untuk mewujudkan ruang aman di sekolah dan di kampus-kampus.
“Jika kita semua berani bantu, jika kita semua berani bicara, kami yakin kita bisa menghapus tiga dosa besar pendidikan (perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi) sehingga tidak ada lagi yang mengalami kekerasan,” ujar Suharti dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Suharti mengatakan, saat ini masih banyak kekerasan terjadi di lingkungan pendidikan, baik di sekolah maupun kampus-kampus perguruan tinggi. Di samping itu, banyak korban yang tidak berani melaporkan apa yang dialaminya dan yang mengetahuinya pun tidak berani berbicara melaporkan apa yang terjadi pada korban.
“Salah satu penyebab dari kekerasan yang terus berlangsung ini karena mereka merasa tidak ada ruang aman untuk bicara. Dan ada ketakutan bahwa mereka justru akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan lebih dari apa yang sudah mereka alami sebelumnya,” jelas Suharti.
Untuk itu, Suharti berpesan untuk selalu ingat bahwa semua perempuan berharga, semua berhak belajar dengan merdeka, dan semua berhak untuk meraih cita-cita.
Baca juga: Kemendikbudristek kecam tiga dosa besar dunia pendidikan
Baca juga: Nadiem minta waktu untuk cari solusi atasi kekerasan seksual di kampus
“Mari kita terus bergotong royong menciptakan ruang aman, memerangi tiga dosa besar pendidikan, dan tentunya bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” imbuh dia.
Pada kesempatan yang sama, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek Franka Makarim menegaskan bahwa perempuan perlu berani menjadi dirinya sendiri untuk melewati tantangan-tantangan yang ada.
“Perempuan harus berani berbicara untuk diri sendiri dan berani berkata serta berbuat untuk perempuan-perempuan lain dalam mencapai apa yang diinginkan,” kata Franka.
Franka juga menjelaskan lingkungan yang bebas dari kekerasan dapat mendukung perempuan berani untuk menjadi dirinya sendiri.
“Kita harus mengupayakan para perempuan, baik anak-anak kita atau teman-teman kita untuk menjadi seseorang yang bebas dari lingkungan kekerasan itu sendiri. Lingkungan yang aman adalah lingkungan yang bisa memungkinkan agar anak-anak dapat berkreasi penuh,” jelas Franka.
Sementara itu, Psikolog dan Co-Founder Tiga Generasi, Putu Andani, menjelaskan pentingnya keberanian berbicara bagi perempuan. Menurut Putu, keberanian itu untuk mengoptimalkan peran perempuan yang sangat banyak, diantaranya sebagai anak, teman, ibu, istri ataupun pekerja.
“Kalau kita berani bicara, berani ungkapkan maksud kita, justru itu akan membantu diri kita dan lingkungan sekitar kita untuk semuanya berfungsi secara lebih baik,” jelas Putu.
Putu menambahkan, untuk menumbuhkan keberanian berbicara pada diri sendiri, perlu adanya niatan dari dalam diri sendiri.
Baca juga: Nadiem: Pelaku pelecehan seksual di dunia pendidikan harus dikeluarkan
Baca juga: DPR minta Permendikbud soal penanganan seksual di kampus dievaluasi
Kemendikbudristek ajak pemangku kepentingan wujudkan ruang aman
9 Maret 2022 14:43 WIB
Tangkapan layar Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti di Jakarta, Selasa (8/3/2022). (ANTARA/Humas Kemendikbudristek)
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: