BRIN danai Hari Layar teliti pemicu badai ekstrem hingga kehati laut
9 Maret 2022 12:50 WIB
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko berbicara dalam Webinar Fasilitasi dan Pendanaan Riset dan Inovasi (Walidasi) Edisi Fasilitasi Hari Layar Batch 1 di Jakarta, Rabu (9/3/2022). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendanai Hari Layar untuk tiga kegiatan riset ekspedisi kelautan terkait studi keragaman aktinomisetes, interaksi laut-atmosfer pemicu badai ekstrem dan pemetaan keanekaragaman hayati (kehati) laut di gelombang pertama 2022.
Tiga penerima fasilitasi Hari Layar tersebut adalah Dr Ali Budhi Kusuma dan tim dari Universitas Teknologi Sumbawa, Dr Erma Yulihastin dan tim dari Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, dan Dr Hawis Madduppa dan tim dari Institut Pertanian Bogor.
"Skema pendanaan Hari Layar khusus untuk memfasilitasi aktivitas riset dengan memanfaatkan armada kapal riset yang dikelola oleh BRIN, khususnya untuk berbagai aktivitas riset kelautan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam Webinar Fasilitasi dan Pendanaan Riset dan Inovasi (Walidasi) Edisi Fasilitasi Hari Layar Batch 1 di Jakarta, Rabu.
Ali Budhi mendapatkan pendanaan Hari Layar untuk risetnya yang berjudul Studi Keragaman Aktinomisetes Ekstremofilik Asal Habitat Laut dalam Samudera Hindia di Bagian Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Potensinya sebagai Agen Biodegradasi Limbah Plastik.
Baca juga: BRIN perkuat riset kelautan mulai dari sisi biodiversitas hingga iklim
Baca juga: BRIN beri fasilitas Hari Layar untuk gali potensi kelautan Indonesia
Erma menerima pendanaan Hari Layar untuk riset berjudul Interaksi Laut-Atmosfer Pemicu Badai Ekstrem di Perairan Selatan Indonesia.
Sementara Hawis mendapatkan pendanaan Hari Layar untuk riset berjudul Pemetaan Biodiversitas Laut dengan eDNA Next Generation Biomonitoring serta Hubungannya dengan Pencemaran Lingkungan di Perairan Selat Malaka.
Tiga riset tersebut lolos seleksi dari lima proposal riset yang masuk pada 21-27 Desember 2021 untuk gelombang pertama.
Kegiatan fasilitasi Hari Layar memberikan akses yang terbuka dan inklusif bagi para periset, dosen dan mahasiswa untuk memanfaatkan fasilitas kapal riset BRIN guna melakukan akuisisi data dan atau koleksi spesimen yang memerlukan kapal riset BRIN.
Fasilitasi Hari Layar meliputi biaya pelayaran, biaya akomodasi dan makan periset di dalam kapal, biaya penggunaan dan layanan teknisi atau operator peralatan riset yang terpasang dan merupakan bagian integral dari kapal riset.
Pelaksanaan Hari Layar untuk tiga kegiatan riset tersebut akan menggunakan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I, KR Baruna Jaya III dan KR Baruna Jaya VIII.
Penerimaan dan seleksi proposal riset yang mengajukan pendanaan untuk Hari Layar masih berlanjut dan dibuka sepanjang tahun, sehingga publik berkesempatan mendaftarkan proposal risetnya.*
Baca juga: Bahaya mikroplastik di udara
Baca juga: BRIN dan BMKG kembangkan pemodelan tsunami Merah Putih
Tiga penerima fasilitasi Hari Layar tersebut adalah Dr Ali Budhi Kusuma dan tim dari Universitas Teknologi Sumbawa, Dr Erma Yulihastin dan tim dari Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, dan Dr Hawis Madduppa dan tim dari Institut Pertanian Bogor.
"Skema pendanaan Hari Layar khusus untuk memfasilitasi aktivitas riset dengan memanfaatkan armada kapal riset yang dikelola oleh BRIN, khususnya untuk berbagai aktivitas riset kelautan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam Webinar Fasilitasi dan Pendanaan Riset dan Inovasi (Walidasi) Edisi Fasilitasi Hari Layar Batch 1 di Jakarta, Rabu.
Ali Budhi mendapatkan pendanaan Hari Layar untuk risetnya yang berjudul Studi Keragaman Aktinomisetes Ekstremofilik Asal Habitat Laut dalam Samudera Hindia di Bagian Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Potensinya sebagai Agen Biodegradasi Limbah Plastik.
Baca juga: BRIN perkuat riset kelautan mulai dari sisi biodiversitas hingga iklim
Baca juga: BRIN beri fasilitas Hari Layar untuk gali potensi kelautan Indonesia
Erma menerima pendanaan Hari Layar untuk riset berjudul Interaksi Laut-Atmosfer Pemicu Badai Ekstrem di Perairan Selatan Indonesia.
Sementara Hawis mendapatkan pendanaan Hari Layar untuk riset berjudul Pemetaan Biodiversitas Laut dengan eDNA Next Generation Biomonitoring serta Hubungannya dengan Pencemaran Lingkungan di Perairan Selat Malaka.
Tiga riset tersebut lolos seleksi dari lima proposal riset yang masuk pada 21-27 Desember 2021 untuk gelombang pertama.
Kegiatan fasilitasi Hari Layar memberikan akses yang terbuka dan inklusif bagi para periset, dosen dan mahasiswa untuk memanfaatkan fasilitas kapal riset BRIN guna melakukan akuisisi data dan atau koleksi spesimen yang memerlukan kapal riset BRIN.
Fasilitasi Hari Layar meliputi biaya pelayaran, biaya akomodasi dan makan periset di dalam kapal, biaya penggunaan dan layanan teknisi atau operator peralatan riset yang terpasang dan merupakan bagian integral dari kapal riset.
Pelaksanaan Hari Layar untuk tiga kegiatan riset tersebut akan menggunakan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I, KR Baruna Jaya III dan KR Baruna Jaya VIII.
Penerimaan dan seleksi proposal riset yang mengajukan pendanaan untuk Hari Layar masih berlanjut dan dibuka sepanjang tahun, sehingga publik berkesempatan mendaftarkan proposal risetnya.*
Baca juga: Bahaya mikroplastik di udara
Baca juga: BRIN dan BMKG kembangkan pemodelan tsunami Merah Putih
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: