Jakarta (ANTARA) - Aplikasi investasi sosial (social-invest tech) Cuanz baru-baru ini merilis Stock-peek, fitur yang memudahkan penggunanya melihat rekomendasi saham dari para mentor.

Diklaim sebagai yang pertama di Indonesia, fitur Stock-peek menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk menampilkan sejumlah kode stok yang sedang hangat didiskusikan selama 14 hari terakhir di dalam setiap grup komunitas.

"Setelah mendengarkan umpan balik dari para pengguna dan menganalisa jenis konten populer di platform Cuanz, kami menyimpulkan bahwa banyak pengguna dan investor ritel yang lebih suka mengikuti stockpick atau daftar pantauan saham dari mentor atau influencer favorit mereka," ungkap Marcella Einsteins, Co-founder dan COO Cuanz, dalam siaran pers, dikutip Rabu.

Pengguna sekarang dapat dengan mudah mengkompilasikan kode stok yang sedang populer dari berbagai komunitas di dalam aplikasi Cuanz untuk mengambil keputusan investasi.

Baca juga: Unduh aplikasi Sikapi Uangmu, OJK ajak masyarakat tak cerdas investasi

Stock-peek secara otomatis memfilter topik saham dan investasi tertentu yang sedang dibahas oleh para mentor dan influencer, memungkinkan pengguna dapat melihat portfolio dan mengikuti pilihan investasi dengan mudah.

Dengan konsep platform informasi investasi yang beroperasi layaknya media sosial (seperti Public.com di Amerika Serikat), Cuanz yang didirikan sejak pertengahan 2021 telah mendapatkan sambutan baik dari para investor lokal.

Aplikasi ini berhasil mencatatkan ribuan pengguna aktif harian (daily active users) secara organik, hanya dalam beberapa bulan beroperasi.

Tidak hanya Stock-peek, platform ini juga sedang mengembangkan fitur-fitur baru untuk mempermudah pengguna Cuanz memahami tentang saham dan kripto.

"Ke depannya, tidak hanya mentor dan influencer yang bisa membagikan daftar pantauan saham dan kripto mereka, tapi semua pengguna Cuanz juga bisa," tambah Marcella.

Sebagai informasi, investor ritel di Indonesia pada 2021 naik 76 persen dibanding sebelumnya dari 3,79 juta menjadi 6,64 juta. Menurut pernyataan Presdir Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi, kenaikan ini tidak bisa dipisahkan dari pengaruh influencer media sosial.

Baca juga: Aplikasi investasi Cuanz gandeng Sucor gaet milenial

Baca juga: Byurger dan Yellow Car Wash ekspansi bisnis di LandX

Baca juga: LinkAja umumkan investasi dan kolaborasi strategis Grab