Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis sore bergerak melemah ke posisi Rp8.565 seiring masih minimnya berita positif.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat sebesar 15 poin menjadi Rp8.565 per dolar AS dibanding hari sebelumnya Rp8.550.

"Rupiah masih berada dalam tren yang menguat, namun pelaku pasar cenderung mengurangi aktifitasnya untuk masuk ke dalam `emerging market` karena minim berita positif sehingga rupiah bergerak melemah meski terbatas," ujar Pengamat pasar uang Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, arus dana asing (capital inflow) sejak Agustus tahun ini sedikit menurun, kondisi itu memicu pergerakkan rupiah tidak terlalu berfluktuasi.

Namun, lanjut dia, seiring dengan usaha perbaikan krisis di Eropa dan Amerika Serikat akan dapat memicu kembali pelaku pasar untuk masuk ke dalam negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang dianggap negara berkembang yang cukup kuat menahan krisis global.

"Sentimen positif datang dari Jerman setelah menyetujui memberikan bantuan terhadap Yunani dan negara Eropa lain yang sedang mengalami krisis, kondisi itu akan memberi kepercayaan pelaku pasar sehingga akan memperkuat mata uang negara berkembang," katanya.

Selain itu, tambah dia, AS yang akan mengeluarkan data pengangguran (jobless claims) diperkirakan turun karena adanya usaha penciptaan lapangan kerja baru melalui berbagai proyek infrastruktur senilai 300 miliar dolar AS disambut positif pelaku pasar.

"Rencana itu guna mengatasi tingkat pengangguran AS yang cukup tinggi pada bulan Agustus masih berada di 9,1 persen," katanya.

Ia memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan besok, Jumat (9/9) masih dalam kisaran yang terbatas di kisaran Rp8.560 hingga Rp8.580.

Sementara, kurs tengah BI pada Kamis (8/9) tercatat mata uang rupiah bergerak turun tipis menjadi Rp8.571 dibanding posisi sebelumnya Rp8.574. (*)