Jakarta (ANTARA) - The National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED), proyek kolaborasi pemerintah RI-Kanada, membuka akses pasar internasional bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Tanah Air.

Seperti diketahui, NSLIC/NSELRED didanai oleh Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC) bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

NSLIC mempertemukan UKM kopi Indonesia dengan pembeli dari Kanada, Jerman, dan Filipina di ruang obrolan tambahan digital. Pendekatan virtual yang hemat biaya itu berfokus pada UKM yang tidak memiliki sarana untuk pergi ke luar negeri untuk menjual komoditas dan produk mereka secara global khususnya selama pandemi COVID-19.

"Kanada mengapresiasi keberhasilan produsen kopi lokal menembus pasar internasional hari ini. Melalui pelatihan intensif, pembinaan dan fasilitasi yang diberikan oleh proyek NSLIC yang didanai Kanada untuk usaha mikro dan kecil dari Jawa Timur, Yogyakarta dan Bali, kami melihat kualitas dan kuantitas produk mereka meningkat untuk memenuhi standar dan permintaan internasional," kata perwakilan Duta Besar Kanada untuk Indonesia Richard Le Bars dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Richard juga mengapresiasi mitra sektor swasta yaitu PT. Sarinah (Persero) dan Bank Negara Indonesia (BNI).atas kerja sama yang kuat dalam membawa keahlian keduanya dalam memfasilitasi ekspor dan hubungan ke pasar internasional untuk menguntungkan produsen lokal tersebut.

"Kami berharap kemitraan yang dimulai hari ini dapat bertahan lama dan bermanfaat bagi masyarakat lokal dan bisnis yang terlibat," ujar Richard.

Temu Bisnis Internasional Ijen 2022 melibatkan 2.196 petani kopi yang tergabung dalam 11 kelompok usaha yang berbeda dari Jawa Timur (Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo), Bali dan Yogyakarta, dengan total luas lahan sebesar lebih dari 9.000 hektar. Jenis-jenis kopi yang akan dipromosikan antara lain Arabika, Robusta, Ekselsa, dan Liberika dengan proses pengolahan yang berbeda-beda sesuai ciri khas masing-masing kelompok usaha.

Acara Temu Bisnis tersebut digelar dalam satu hari di tiga Waktu Indonesia Barat (WIB) yang berbeda dengan tiga negara berbeda yaitu Filipina pagi hari, Jerman sore hari dan dengan Kanada malam hari waktu Jakarta. Ada tiga talk show yang disiarkan serentak yang membahas kinerja ekspor UKM Indonesia di masa pandemi COVID-19 serta tantangan dan peluang ekspor UKM ke Kanada, Jerman, dan Filipina.

Temu Bisnis Internasional Ijen 2022 didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Luar Negeri, PT. Sarinah (Persero), dan Bank Negara Indonesia (BNI).

"NSLIC dengan senang hati membantu mempromosikan hubungan bisnis internasional bagi produsen kopi kecil dan mikro Indonesia untuk membantu memperkuat kestabilan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan bagi perempuan dan laki-laki miskin. Kami yakin bahwa eksposur internasional dari acara Ijen ini akan menghasilkan banyak kemitraan bisnis jangka panjang yang baru dan bermanfaat bagi keuntungan produsen lokal kecil dan keluarga mereka," kata Direktur Proyek NSLIC/NSELRED Peter Walton.

Pada Agustus 2021 lalu, proyek NSLIC/NSELRED menyelenggarakan dua temu bisnis di Belitung dan di Bali. Yang pertama adalah Temu Bisnis Belitung yang berfokus pada penjualan lada yang melibatkan 800 petani lada dengan luas lahan sebesar 1.100 hektar dan menghasilkan 7 perjanjian kerja sama antara kelompok tani lada dengan investor.

Selanjutnya adalah Temu Bisnis Bali pada Oktober 2021 yang melibatkan sebanyak 500 pelaku usaha yang sebagian besar adalah petani, nelayan, dan perajin dari Buleleng, Klungkung, dan Tabanan. Temu Bisnis Bali menghasilkan 24 Nota Kesepahaman antara UKM dan pemerintah daerah terkait pembelian produk, pemasaran produk, serta pelatihan usaha.

Baca juga: BI Bali motivasi UMKM ekspor kopi ke Eropa dan Australia