Jakarta (ANTARA News) - Menghadapi ketidakpastian harga minyak mentah dan kecenderungan harga minyak dunia yang stabil pada angka yang tinggi membuat pemerintah RI menargetkan peningkatan produksi (lifting) menjadi sejuta barel per hari maksimum pada 2013, kata Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Hatta Rajasa.

Dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Selasa sore, ia mengatakan bahwa arahan tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam mengantisipasi sejumlah masalahan dan target kerja pemerintah pada 2012 hingga 2014.

Target peningkatan jumlah produksi (lifting) minyak mentah Indonesia dari sekitar 900.000 barel per hari menjadi sejuta barel per hari tersebut, kata Hatta, didasarkan dari sejumlah perhitungan dan langkah-langkah yang akan diambil di lapangan.

"Target produksi minyak satu juta barel antara lain dengan menahan laju penurunan eksplorasi ilmiah, 12 persen ditahan menjadi 3 persen ada tekniknya, sehingga produksi dari lapangan eksisting 900.000 barel per hari bisa dipertahankan," paparnya.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah pembukaan lapangan minyak baru yang kini telah ada dan mendorong untuk menjadi siap eksplorasi.

"Kita percepat lapangan baru. Istilah teknisnya probability reserve ada, persoalannya menjadi recover reserve, ini Blok Cepu, Banyu Urip dan lain-lain. Road map sudah dibuat. Yang ketiga optimasi lapangan eksisting, 44.000 barel per hari, tambahan 12.000 barel per hari dan investasi jangan dihambat karena kepentingan macam-macam," ujarnya.

Hal lain yang diputuskan dalam sidang kabinet terkait rencana kerja 2012 hingga 2014, antara lain penyelesaian target pembangunan pembangkit listrik 10.000 mega watt, termasuk 10.000 mega watt tahap kedua, serta menyiapkan program 10.000 mega watt yang ketiga.

Sidang kabinet juga mengambil langkah untuk pemenuhan surplus cadangan beras nasional.

"Untuk pengamanan 2014 surplus 10 juta ton, Presiden perintahkan bikin road map, termasuk pembiayaannya. Presiden juga meminta dengan pertumbuhan ena persen sampai 6,5 persen betul serap lapangan kerja tinggi. Pada Februari 2011 dengan pertumbuhan 6,1 persen serap 3,8 juta tenaga kerja maka dengan 6,6 persen serap 4,1 juta tenga kerja," katanya.

Presiden kata, Hatta juga meminta inflasi diperhatikan sehingga jangka panjang di bawah empat persen per tahunnya .

"Agustus inflasi 0,93 persen, kita harapkan akhir tahun, kita bisa manage di bawah lima persen. Untuk jangka panjang terutama di daerah, terkait sistem distribusi, terkait inflasi inti oleh Bank Indonesia, adminstratur price dikendalikan, dan ketiga volatile food semua ini harus mendapat perhatian sehingga inflasi bisa terus ditekan," kata Hatta.
(T.P008*F008/A011)