Aktivitas Pasar Tanah Abang belum normal
6 September 2011 17:00 WIB
Seorang pedagang merapikan bahan pakaian impor di pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (8/7). Omzet perdagangan di pasar grosir terbesar di Asia Tenggara yang terdiri dari tujuh blok itu sangat besar; di Blok A saja, nilainya mencapai Rp500 miliar sehari. (FOTO ANTARA/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Walau mulai dikunjungi rombongan demi rombongan pembeli, Pusat grosir tekstil dan garmen, Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat, belum sepenuhnya kembali normal pada H+5 Lebaran. Di sekitar pintu masuk gedung seluas 13.000 meter persegi itu banyak yang duduk-duduk di tangga.
"Saya sudah dua hari belanja di sini, satu rombongan sama ibu-ibu yang lain," ujar Sri (55), yang tengah berbelanja di Blok A pasar grosir terbesar di Asia Tenggara itu.
Ibu berperawakan gemuk itu membeli bedcover, karpet, dan beberapa potong baju. Berbelanja beberapa titipan tetangganya di Tangerang, dia berkata diikuti tawa, "Lebih senang kalau Pasar Tanah Abang ramai seperti biasanya. Aneh kalau sepi, saya lebih suka kalau banyak orang."
Berbeda dengan Sri, Yuli (36), mengatakan lebih nyaman kalau Pasar Tanah Abang tidak terlalu ramai pengunjung. "Enakan gini, Mas. Kalau belanja gak sempit dan desak-desakan. Tapi sayang banyak kios yang belum buka. Belanjanya jadi nanggung," kata perempuan yang tinggal di kawasan Tebet itu.
Yuli mengaku sering berbelanja barang modal dagangannya di Tanah Abang karena harganya murah dan banyak pilihan.
Terdapat 7.854 kios di Blok A Pasar Tanah Abang. Semuanya tersebar di 12 lantai bangunan pasar, mulai dari lantai B2 di bawah tanah, hingga lantai tujuh. Menurut informasi, tingkat isian kios-kios itu sebanyak 91 persen.
Pada jam sibuk hari biasa, blok itu dikunjungi 80.000 orang pembeli setiap hari. Pembeli bukan cuma dari seluruh Nusantara saja, tapi juga dari Malaysia, Brunei, Indonesia, Afrika, Arab Saudi dan dari seluruh dunia.
Transaksi bisnis di Blok A Pasar Tanah Abang itu dapat mencapai jumlah Rp500 milyar per hari. Lima hari pasca Lebaran Idul Fitri 1432 Hijriah, masih banyak kios yang belum beroperasi kendati pasar itu sudah dibuka sejak Senin kemarin (5/9).
Ruslan (27), seorang kuli angkut di pasar tersebut, mengatakan jumlah calon pembeli pada Senin kemarin lebih ramai dari pada hari ini. "Sekarang sepi, Bang. Kemarin yang ramai," kata pria asal Tangerang itu.
"Mungkin minggu depan baru ramai lagi. Kebanyakan pedagang di sini 'khan orang Padang, mereka masih di kampungnya masing-masing," kata dia, yang telah menjadi tukang angkut di sana selama empat tahun.
Sementara itu, salah seorang pedagang yang sudah membuka kiosnya, Hendra (58), mengatakan ia sudah berjualan karena tidak ikut merayakan Lebaran. "Saya kan tidak merayakan lebaran, jadi saya buka aja dari pada bengong di rumah," ujarnya sembari tersenyum.
Hendra membuka kiosnya sejak Senin kemarin. Pria keturunan Tionghoa tersebut menjual baju gamis dan semi gamis impor.
Sedangkan, Neni (28), penjual kios baju kebaya, mengatakan pembeli yang berbelanja di kiosnya cukup banyak kendati pembeli yang datang tidak seramai kemarin. "Lumayan ramai yang beli di sini, tapi orang-orang lebih banyak Senin lalu," ujar Neni yang berjualan dari pukul sembilan pagi hingga pukul lima sore itu. (*)
"Saya sudah dua hari belanja di sini, satu rombongan sama ibu-ibu yang lain," ujar Sri (55), yang tengah berbelanja di Blok A pasar grosir terbesar di Asia Tenggara itu.
Ibu berperawakan gemuk itu membeli bedcover, karpet, dan beberapa potong baju. Berbelanja beberapa titipan tetangganya di Tangerang, dia berkata diikuti tawa, "Lebih senang kalau Pasar Tanah Abang ramai seperti biasanya. Aneh kalau sepi, saya lebih suka kalau banyak orang."
Berbeda dengan Sri, Yuli (36), mengatakan lebih nyaman kalau Pasar Tanah Abang tidak terlalu ramai pengunjung. "Enakan gini, Mas. Kalau belanja gak sempit dan desak-desakan. Tapi sayang banyak kios yang belum buka. Belanjanya jadi nanggung," kata perempuan yang tinggal di kawasan Tebet itu.
Yuli mengaku sering berbelanja barang modal dagangannya di Tanah Abang karena harganya murah dan banyak pilihan.
Terdapat 7.854 kios di Blok A Pasar Tanah Abang. Semuanya tersebar di 12 lantai bangunan pasar, mulai dari lantai B2 di bawah tanah, hingga lantai tujuh. Menurut informasi, tingkat isian kios-kios itu sebanyak 91 persen.
Pada jam sibuk hari biasa, blok itu dikunjungi 80.000 orang pembeli setiap hari. Pembeli bukan cuma dari seluruh Nusantara saja, tapi juga dari Malaysia, Brunei, Indonesia, Afrika, Arab Saudi dan dari seluruh dunia.
Transaksi bisnis di Blok A Pasar Tanah Abang itu dapat mencapai jumlah Rp500 milyar per hari. Lima hari pasca Lebaran Idul Fitri 1432 Hijriah, masih banyak kios yang belum beroperasi kendati pasar itu sudah dibuka sejak Senin kemarin (5/9).
Ruslan (27), seorang kuli angkut di pasar tersebut, mengatakan jumlah calon pembeli pada Senin kemarin lebih ramai dari pada hari ini. "Sekarang sepi, Bang. Kemarin yang ramai," kata pria asal Tangerang itu.
"Mungkin minggu depan baru ramai lagi. Kebanyakan pedagang di sini 'khan orang Padang, mereka masih di kampungnya masing-masing," kata dia, yang telah menjadi tukang angkut di sana selama empat tahun.
Sementara itu, salah seorang pedagang yang sudah membuka kiosnya, Hendra (58), mengatakan ia sudah berjualan karena tidak ikut merayakan Lebaran. "Saya kan tidak merayakan lebaran, jadi saya buka aja dari pada bengong di rumah," ujarnya sembari tersenyum.
Hendra membuka kiosnya sejak Senin kemarin. Pria keturunan Tionghoa tersebut menjual baju gamis dan semi gamis impor.
Sedangkan, Neni (28), penjual kios baju kebaya, mengatakan pembeli yang berbelanja di kiosnya cukup banyak kendati pembeli yang datang tidak seramai kemarin. "Lumayan ramai yang beli di sini, tapi orang-orang lebih banyak Senin lalu," ujar Neni yang berjualan dari pukul sembilan pagi hingga pukul lima sore itu. (*)
Pewarta: Citro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: