Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Civil 20 (C20) mendesak para pemimpin dunia untuk mengakhiri konflik di Ukraina dan menyerukan simpati, dukungan serta solidaritas global untuk rakyat Ukraina.

C20 adalah forum organisasi masyarakat sipil (CSO) di seluruh dunia untuk menyuarakan aspirasi rakyat dengan para pemimpin G20.

“Kami mendesak untuk mengakhiri semua jenis permusuhan di Ukraina, yang telah melanggar hukum internasional dan telah menyebabkan tragedi kemanusiaan yang luar biasa bagi warga sipil Ukraina. Hal ini juga berdampak pada sosial ekonomi global dan berpotensi memicu konflik yang lebih luas,” demikian pernyataan bersama C20 di Nusa Dua, Bali, Senin.

C20 mendesak para pemimpin G20 untuk menghentikan kontestasi kekuasaan yang merugikan antara aktor-aktor di Eropa Barat dan Eropa Timur yang membahayakan masyarakat di kawasan itu.

“Kami mendesak Rusia untuk segera menghentikan serangan militernya dan mulai bernegosiasi. Rusia harus segera menghentikan serangan membabi buta yang melanggar hukum perang dan menimbulkan korban jiwa bagi warga sipil dan fasilitas sipil,” kata pernyataan itu.

Rusia harus memainkan perannya sebagai anggota PBB dan komunitas internasional yang menghormati perdamaian dan keamanan dunia, kata C20.

“Kami menuntut kedua pihak yang berkonflik untuk memberikan akses kepada Komite Internasional Palang Merah (ICRC) sebagaimana diatur oleh hukum humaniter internasional, serta akses bagi lembaga non-pemerintah lainnya untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil yang membutuhkan,” kata pernyataan itu.

C20 menyerukan simpati, dukungan dan solidaritas untuk kebebasan, perdamaian dan hak asasi manusia bagi warga Ukraina.

“Semua warga negara Ukraina dan semua orang di dunia memiliki hak untuk hidup dengan aman dan damai serta bermartabat. Bersama dengan warga Ukraina, solidaritas kami mencakup semua korban kekerasan dan kediktatoran di setiap area di planet ini,” kata C20.

C20 mendesak seluruh anggota G20 untuk lebih aktif dan melakukan segala upaya untuk menghentikan perang.

Mereka harus memberikan perhatian pada isu-isu kemanusiaan dan mendukung PBB dan organisasi masyarakat sipil internasional lainnya dalam menciptakan arsitektur bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan yang mampu mendukung para korban dari semua konflik.

“Selama krisis, anak-anak, perempuan, dan kelompok rentan berada pada risiko tertinggi, sehingga semua individu yang mencari perlindungan, terlepas dari kebangsaan, identitas, dan jenis kelamin mereka, memiliki akses ke bantuan kemanusiaan yang adil, efektif, dan mendesak. Jalur aman bagi warga sipil dari zona perang, dan perlindungan pengungsi dan pencari suaka dari Ukraina harus disediakan. Ini harus menjadi salah satu hasil KTT G20,” tulis pernyataan itu.

C20 juga mendesak Indonesia sebagai ketua G20 untuk lebih aktif dan berupaya mendorong serta mengajak seluruh anggota untuk membahas resolusi konflik pada sidang-sidang G20.

Baca juga: Pemerintah serukan kesetaraan akses vaksin COVID-19 dalam Forum C20
Baca juga: C20 Indonesia dengarkan aspirasi sipil dunia lewat pertemuan di Bali