Jakarta (ANTARA News) - Aisha Wardhana, relawan dokter pada Aksi Reaksi Cepat (ACT), pada 25 Agustus memberitahukan ACT bahwa dia sedang dalam perjalanan ke Qatar untuk melayani pasiennya.

Aisha adalah ahli bedah plastik lulusan Jepang. Saat itu, Aisha melalui BBM (blackberry messenger) kembali menyampaikan niatnya untuk melakukan perjalanan pribadi ke Nairobi, Kenya dan Mogadishu.

Kalau mungkin akan bergabung dengan tim ACT, kata Aisha seperti dikutip siaran pers ACT.

Karena tidak meminta Aisha menyusul, maka ACT tidak menyiapkan apa pun untuk kepergian Aisha ke Nairobi dan Mogadishu.

Pada 29 Agustus, melalui BBM, Aisha menyatakan masih di Qatar dan sedang mencari tiket ke Nairobi. Sejak itu, ACT kehilangan kontak dengan Aisha sampai ada kabar penculikan Aisha melalui mention di twitter @ACTforhumanity.

Informasi serupa juga disampaikan melalui Blackberry Aisha yang kabarnya dipegang pemandu atau guide lokal warga Kenya bernama Charles Etoundi.

Sejak itu, beredar beragam informasi tentang Aisha, termasuk kabar ditemukannya Aisha dalam keadaan luka di Rwanda dan Afrika Selatan, bahkan sudah diterbangkan ke Qatar untuk segera dibawa ke Indonesia.

Namun, semua informasi itu tidak pasti.

ACT menyatakan sebetulnya tidak berbertanggung jawab atas keberadaan Aisha Wardhana. Namun, sebagai tanggung jawab moral karena Aisha adalah relawan ACT di dalam negeri, maka ACT terus berupaya mencarinya.

E002/A011