BPBD DKI laporkan 42 pohon tumbang akibat kencang pada Sabtu-Minggu
7 Maret 2022 19:06 WIB
Sejumlah petugas Lingkungan Hidup Kota Bekasi memotong batang pohon yang tumbang akibat diterjang angin kencang di Jalan Perjuangan Baru, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (5/3/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan peringatan dini cuaca di kawasan Jabodetabek termasuk di sejumlah wilayah di Kota Bekasi pada Sabtu siang berpotensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang. ANTARA FOTO/Suwandy/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan 42 pohon tumbang akibat angin kencang pada Sabtu (5/3) hingga Minggu (6/3).
Angin kencang juga membuat sejumlah bangunan mengalami kerusakan dan beberapa warga juga mengalami luka-luka.
"Terdapat 42 pohon tumbang, dua bangunan roboh, dua korban luka berat, serta lima korban luka ringan. Korban juga segera dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Senin.
Isnawa mengatakan pihaknya secara intensif berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait seperti Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Dinas Gulkarmat, dan aparat kelurahan untuk mengantisipasi potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan angin kencang dan pohon tumbang.
"Lokasi-lokasi terdampak angin kencang pun sudah ditangani oleh perangkat daerah terkait untuk membersihkan puing-puing reruntuhan pohon maupun bangunan yang roboh," ujar Isnawa.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena cuaca ekstrem masih dapat berlangsung hingga bulan April mendatang.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menambahkan, penyebab angin kencang lantaran adanya dinamika atmosfer di Samudra Hindia wilayah Sumatera hingga Selatan Bali. Kondisi ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan sirkulasi siklonik di wilayah Jabodetabek hingga Jawa Barat.
"Berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan. Awan itu menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang hingga menyebabkan hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek," ujar Guswanto.
Keberadaan sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat tersebut selain menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang, juga menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek dengan durasi yang beragam ringan hingga lebat dalam durasi singkat seperti yang terlihat dari citra radar cuaca.
Lebih lanjut, BPBD DKI mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem di waktu mendatang. Informasi terkini mengenai peringatan dini cuaca dapat dilihat melalui berbagai kanal informasi seperti WhatsApp Group dan media sosial (Instagram @bpbddkijakarta , Twitter, dan Facebook).
"Masyarakat juga bisa mengakses informasi terbaru mengenai perkembangan cuaca berbasis peta spasial pada situs bpbd.jakarta.go.id/peringatandini," tutur Isnawa.
Selanjutnya, BPBD DKI Jakarta juga mengimbau kepada masyarakat apabila menemukan pohon yang tidak sehat dan rawan tumbang, agar segera melapor melalui fitur JakLapor dalam aplikasi JAKI, atau langsung menghubungi Call Center Jakarta Siaga 112 yang dapat diakses selama 24 jam dan bebas pulsa.
"Ciri-cirinya batang keropos, tajuk tidak seimbang, kerusakan akar dan keterbatasan zona akar, atau kemiringan batang pohon lebih dari 30 derajat, mengalami atau menemukan keadaan darurat, seperti pohon tumbang serta papan reklame/tiang listrik roboh," ujar Isnawa menambahkan.
Angin kencang juga membuat sejumlah bangunan mengalami kerusakan dan beberapa warga juga mengalami luka-luka.
"Terdapat 42 pohon tumbang, dua bangunan roboh, dua korban luka berat, serta lima korban luka ringan. Korban juga segera dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Senin.
Isnawa mengatakan pihaknya secara intensif berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait seperti Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Dinas Gulkarmat, dan aparat kelurahan untuk mengantisipasi potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan angin kencang dan pohon tumbang.
"Lokasi-lokasi terdampak angin kencang pun sudah ditangani oleh perangkat daerah terkait untuk membersihkan puing-puing reruntuhan pohon maupun bangunan yang roboh," ujar Isnawa.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena cuaca ekstrem masih dapat berlangsung hingga bulan April mendatang.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menambahkan, penyebab angin kencang lantaran adanya dinamika atmosfer di Samudra Hindia wilayah Sumatera hingga Selatan Bali. Kondisi ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan sirkulasi siklonik di wilayah Jabodetabek hingga Jawa Barat.
"Berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan. Awan itu menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang hingga menyebabkan hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek," ujar Guswanto.
Keberadaan sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat tersebut selain menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang, juga menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek dengan durasi yang beragam ringan hingga lebat dalam durasi singkat seperti yang terlihat dari citra radar cuaca.
Lebih lanjut, BPBD DKI mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem di waktu mendatang. Informasi terkini mengenai peringatan dini cuaca dapat dilihat melalui berbagai kanal informasi seperti WhatsApp Group dan media sosial (Instagram @bpbddkijakarta , Twitter, dan Facebook).
"Masyarakat juga bisa mengakses informasi terbaru mengenai perkembangan cuaca berbasis peta spasial pada situs bpbd.jakarta.go.id/peringatandini," tutur Isnawa.
Selanjutnya, BPBD DKI Jakarta juga mengimbau kepada masyarakat apabila menemukan pohon yang tidak sehat dan rawan tumbang, agar segera melapor melalui fitur JakLapor dalam aplikasi JAKI, atau langsung menghubungi Call Center Jakarta Siaga 112 yang dapat diakses selama 24 jam dan bebas pulsa.
"Ciri-cirinya batang keropos, tajuk tidak seimbang, kerusakan akar dan keterbatasan zona akar, atau kemiringan batang pohon lebih dari 30 derajat, mengalami atau menemukan keadaan darurat, seperti pohon tumbang serta papan reklame/tiang listrik roboh," ujar Isnawa menambahkan.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022
Tags: