BRIN dan BMKG kembangkan pemodelan tsunami Merah Putih
7 Maret 2022 18:48 WIB
Arsip foto - Manager Teknik Uji Numerik Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai BPPT Widjo Kongko menjelaskan model tsunami 8 SR di "seismic gap" Selat Sunda di laboratorium uji numerik Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika di Yogyakarta, Rabu (7/12). (ANTARA/Virna P Setyorini)
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset Nasional dan Inovasi (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengembangkan pemodelan tsunami Merah Putih untuk memperkuat sistem peringatan dini tsunami di Indonesia atau Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS).
"Kami mengembangkan dan membangun sumber daya manusia dan infra-suprastruktur pemodelan tsunami Merah Putih yang dapat diimplementasikan di sistem peringatan dini tsunami di Indonesia," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Widjo Kongko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Kolaborasi BRIN dan BMKG tersebut dilakukan dalam kerangka Konsorsium Pokja Tsunami. Kolaborasi tersebut rencananya dilakukan dalam 2-3 tahun mulai 2022 sampai 2023 atau 2024.
Baca juga: BMKG sebut perlu ada pemodelan tsunami karena longsor dan erupsi
“Kami ingin berkolaborasi untuk bersama-sama membangun satu sistem pemodelan tsunami guna mendukung program InaTEWS, sistem ini disebut sebagai model tsunami Merah Putih," ujarnya.
Pokja Tsunami memiliki tugas untuk merencanakan kebijakan di bidang tsunami serta kegiatan penunjangnya secara berkelanjutan, baik berupa program jangka pendek maupun jangka menengah, serta memberikan masukan strategi kebijakan pengamatan tsunami, pengolahan dan analisis data tsunami, modeling, diseminasi dan layanan tsunami, serta emerging teknologi tsunami.
Untuk merancang pemodelan tsunami tersebut, Widjo mengatakan perlu harmonisasi regulasi dari masing-masing kementerian/lembaga (K/L) atau konsorsium yang terlibat, dan membutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan pihaknya siap bekerja sama untuk mewujudkan keberlanjutan teknologi pemodelan dan mitigasi tsunami di Indonesia, sekaligus untuk meregenerasi InaTEWS yang dirintis sejak 2008.
Ia berharap InaTEWS dengan pemodelan Merah Putih tersebut dapat segera direalisasikan dalam kurun waktu 1-2 tahun.
Baca juga: BPPT: Hasil pemodelan tsunami konsumsi akademis
Baca juga: BMKG : Peringatan dini tsunami dampak gempa 7,5 magnitudo di NTT
"Kami mengembangkan dan membangun sumber daya manusia dan infra-suprastruktur pemodelan tsunami Merah Putih yang dapat diimplementasikan di sistem peringatan dini tsunami di Indonesia," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Widjo Kongko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Kolaborasi BRIN dan BMKG tersebut dilakukan dalam kerangka Konsorsium Pokja Tsunami. Kolaborasi tersebut rencananya dilakukan dalam 2-3 tahun mulai 2022 sampai 2023 atau 2024.
Baca juga: BMKG sebut perlu ada pemodelan tsunami karena longsor dan erupsi
“Kami ingin berkolaborasi untuk bersama-sama membangun satu sistem pemodelan tsunami guna mendukung program InaTEWS, sistem ini disebut sebagai model tsunami Merah Putih," ujarnya.
Pokja Tsunami memiliki tugas untuk merencanakan kebijakan di bidang tsunami serta kegiatan penunjangnya secara berkelanjutan, baik berupa program jangka pendek maupun jangka menengah, serta memberikan masukan strategi kebijakan pengamatan tsunami, pengolahan dan analisis data tsunami, modeling, diseminasi dan layanan tsunami, serta emerging teknologi tsunami.
Untuk merancang pemodelan tsunami tersebut, Widjo mengatakan perlu harmonisasi regulasi dari masing-masing kementerian/lembaga (K/L) atau konsorsium yang terlibat, dan membutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan pihaknya siap bekerja sama untuk mewujudkan keberlanjutan teknologi pemodelan dan mitigasi tsunami di Indonesia, sekaligus untuk meregenerasi InaTEWS yang dirintis sejak 2008.
Ia berharap InaTEWS dengan pemodelan Merah Putih tersebut dapat segera direalisasikan dalam kurun waktu 1-2 tahun.
Baca juga: BPPT: Hasil pemodelan tsunami konsumsi akademis
Baca juga: BMKG : Peringatan dini tsunami dampak gempa 7,5 magnitudo di NTT
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: