Hongkong (ANTARA News) - Kemungkinan wanita penjudi untuk bercerai dan bunuh diri lebih besar ketimbang pria yang ketagihan bertaruh, demikian menurut sebuah survei yang diterbitkan di Hongkong, Selasa. Temuan kajian itu mengungkapkan bahwa wanita penjudi empat kali lebih mungkin untuk bercerai ketimbang pria yang berjudi dan dua kali lebih mungkin untuk berupaya bunuh diri daripada pria penjudi. Alasan bagi perbedaan itu, menurut survei yang disiarkan South China Morning Post, adalah wanita menjadi penjudi akibat masalah yang lebih kompleks dan kebanyakan enggan meminta bantuan. Wanita biasanya kecanduan judi akibat masalah perkawinan, sebaliknya pria berjudi karena hatinya sedang bergembira dan hasrat untuk mendapatkan uang secara cepat, kata peneliti Fanny Mok kepada koran itu, seperti dilaporkan DPA. Pernikahan satu dari lima wanita yang berjudi berakhir dengan perceraian, dibandingkan dengan satu dalam 20 pria dan empat dari lina wanita penjudi menyatakan mereka berpikir atau berupaya untuk bunuh diri dibandingkan dengan kurang dari separuh pada pria. Nisbah pria dan wanita yang bersedia mencari bantuan dini adalah sembilan berbanding satu, demikian hasil temuan survey atas 500 responden yang dirawat karena ketagihan judi oleh kelompok bantuan untuk penjudi bermasalah. Di antara penjudi kelas berat yang dirawat kelompok itu adalah seorang wanita yang terlilit utang senilai 20 juta dolar Hongkong (sekitar Rp2,4 miliar), tulis koran itu. Kota keranjing judi Hongkong sangat terkenal akibat reputasinya sebagai kota yang keranjingan judi. Namun demikian, taruhan dan perjudian resmi yang diijinkan pihak berwenang dua kali sepekan hanyalah balap kuda, pertandingan sepakbola dan lotere yang dikelola pemerintah. Sekalipun sudah ada judi legal, puluhan juta dolar AS per tahun diperjudikan secara ilegal dalam permainan seperti mahyong dan sindikat taruhan gelap. (*)