Pemudik dapat izin tidak masuk hari pertama
6 September 2011 06:06 WIB
Sejumlah pengendara motor keluar dari buritan kapal feri setibanya di Pelabuhan Merak, banten, Senin (5/9). Pada H+4 lebaran, pemudik dengan sepeda motor mencapai 4.987 unit, pejalan kaki mencapai 18.893 orang, dan jumlah kendaraan roda empat mencapai 3.756 unit dengan 8.711 penumpang, dan puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada H+5 dan H+6 setelah lebaran. (ANTARA/Asep Fathulrahman)
Bakauheni, Lampung (ANTARA News) - Sejumlah calon penumpang kapal ro-ro dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung menuju Pelabuhan Merak, Banten mengaku mendapatkan izin tidak masuk pada hari pertama kerja.
"Majikan saya memberikan toleransi satu hari karena melihat antrean calon penumpang di Bakauheni, ia merasa kasihan kalau saya harus ikut berdesak-desakan," kata Yanti, salah satu pembantu rumah tangga (PRT) asal Lampung Timur yang bekerja pada salah satu keluarga di Jakarta, ketika ditemui di Bakauheni, Selasa dini hari.
Ia menjelaskan, ketika melihat tayangan televisi bahwa terjadi antrean calon penumpang di Pelabuhan Bakauheni, langsung menghubungi majikannya melalui pesan singkat dari telepon selulernya yakni minta izin ke Jakartanya Senin malam.
"Untung majikan saya itu memahami. Sehingga saya pun berangkat malam biar sampai Jakarta pagi hari," katanya.
Calon penyeberang lainnya, Hartarto, asal Pringsewu, Lampung pun mengaku telah izin ke majikannya untuk pulang `molor` satu hari dari jadwalnya.
"Tadinya sih pengen pulangnya setelah H+7, tapi bos memberi satu hari saja. Makanya diburu untuk bisa kembali pada Senin ini atau Selasa sudah bekerja," kata dia, yang bekerja di salah satu toko penjual bahan bangunan di Bekasi, Jawa Barat.
Ia juga mengaku membawa familinya untuk bekerja membantu karena majikannya memang membutuhkan tenaga untuk mengangkut barang ke kendaraan.
Sementara itu, pantauan di Pelabuhan Bakauheni sejak Senin malam hingga Selasa dini hari, calon penumpang terus berdatangan untuk menyeberang ke Merak, dengan membawa tas berukuran besar dan ada pula yang membawa kardus.
Petugas pelabuhan dan polisi mengatur calon penumpang yang akan membeli tiket dengan meminta untuk antre di sejumlah jalur yang disediakan.
Meski sesekali sempat terjadi antrean calon pembeli tiket, namun tidak harus antre hingga panjang seperti yang terjadi Sabtu dan Minggu kemarin.
Sebelumnya, Bagian Humas PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Mario Sardadi menyatakan, puncak arus balik pemudik dari Pulau Sumatera ke Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni pada H+4 Lebaran atau Minggu (4/9).
"Sebelumnya kami memperkirakan puncak arus balik kemarin atau pada H+3 tapi ternyata hari ini," katanya di Bakauheni.
Ia mengatakan, melihat dari jumlah penumpang sepanjang Minggu pagi hingga sore pukul 19.00 WIB jumlah penumpang yang menyeberang mencapai 133.612 orang, sedangkan pada H+3 kemarin sebanyak 108.101 dari Sabtu pagi hingga Minggu pagi.
Pada H+4 ini rekapitulasi data penumpang telah mencapai 133.612 orang, jika dihitung hingga besok pagi maka jumlah penumpang pada H+4 ini jauh lebih besar dibandingkan dengan H+3.
Dia mengatakan, prediksi puncak arus balik tersebut meleset karena lonjakan arus balik pemudik terjadi dalam dua gelombang. (T013/M023/K004)
"Majikan saya memberikan toleransi satu hari karena melihat antrean calon penumpang di Bakauheni, ia merasa kasihan kalau saya harus ikut berdesak-desakan," kata Yanti, salah satu pembantu rumah tangga (PRT) asal Lampung Timur yang bekerja pada salah satu keluarga di Jakarta, ketika ditemui di Bakauheni, Selasa dini hari.
Ia menjelaskan, ketika melihat tayangan televisi bahwa terjadi antrean calon penumpang di Pelabuhan Bakauheni, langsung menghubungi majikannya melalui pesan singkat dari telepon selulernya yakni minta izin ke Jakartanya Senin malam.
"Untung majikan saya itu memahami. Sehingga saya pun berangkat malam biar sampai Jakarta pagi hari," katanya.
Calon penyeberang lainnya, Hartarto, asal Pringsewu, Lampung pun mengaku telah izin ke majikannya untuk pulang `molor` satu hari dari jadwalnya.
"Tadinya sih pengen pulangnya setelah H+7, tapi bos memberi satu hari saja. Makanya diburu untuk bisa kembali pada Senin ini atau Selasa sudah bekerja," kata dia, yang bekerja di salah satu toko penjual bahan bangunan di Bekasi, Jawa Barat.
Ia juga mengaku membawa familinya untuk bekerja membantu karena majikannya memang membutuhkan tenaga untuk mengangkut barang ke kendaraan.
Sementara itu, pantauan di Pelabuhan Bakauheni sejak Senin malam hingga Selasa dini hari, calon penumpang terus berdatangan untuk menyeberang ke Merak, dengan membawa tas berukuran besar dan ada pula yang membawa kardus.
Petugas pelabuhan dan polisi mengatur calon penumpang yang akan membeli tiket dengan meminta untuk antre di sejumlah jalur yang disediakan.
Meski sesekali sempat terjadi antrean calon pembeli tiket, namun tidak harus antre hingga panjang seperti yang terjadi Sabtu dan Minggu kemarin.
Sebelumnya, Bagian Humas PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Mario Sardadi menyatakan, puncak arus balik pemudik dari Pulau Sumatera ke Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni pada H+4 Lebaran atau Minggu (4/9).
"Sebelumnya kami memperkirakan puncak arus balik kemarin atau pada H+3 tapi ternyata hari ini," katanya di Bakauheni.
Ia mengatakan, melihat dari jumlah penumpang sepanjang Minggu pagi hingga sore pukul 19.00 WIB jumlah penumpang yang menyeberang mencapai 133.612 orang, sedangkan pada H+3 kemarin sebanyak 108.101 dari Sabtu pagi hingga Minggu pagi.
Pada H+4 ini rekapitulasi data penumpang telah mencapai 133.612 orang, jika dihitung hingga besok pagi maka jumlah penumpang pada H+4 ini jauh lebih besar dibandingkan dengan H+3.
Dia mengatakan, prediksi puncak arus balik tersebut meleset karena lonjakan arus balik pemudik terjadi dalam dua gelombang. (T013/M023/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: