Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Reisa Broto Asmoro menyatakan perlu pertimbangan dan kehati-hatian dalam membuat strategi agar negara bisa memasuki fase endemi.

“Strategi dari pandemi ke endemi ini perlu sesuai dengan arahan presiden. Harus dipertimbangkan dengan penuh kehati-hatian,” kata Reisa dalam Siaran Sehat bertajuk “Siapkah Indonesia Menuju Endemi” yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Menurut Reisa, strategi yang diterapkan untuk menuju fase endemi tidak boleh hanya melihat dari sisi kesehatan maupun ilmu pengetahuan saja. Semua strategi yang dibuat butuh pertimbangan lebih lanjut dengan turut memperhatikan sisi sosial, budaya hingga ekonomi agar dampak yang terjadi dari keputusan itu bisa bersifat imbang dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Baca juga: Jubir: Vaksinasi lansia terus dipercepat menuju fase endemi

“Harus imbang antara aspek kesehatan, sosial dan ekonomi. Jadi hasil keputusan di Indonesia bisa lebih baik dan tepat. Itu yang kita harapkan,” kata Reisa yang juga Duta Adaptasi Kebiasaan Baru tersebut.

Reisa menyebut bila pemerintah sudah menyiapkan peta jalan untuk melakukan normalisasi dalam aktivitas masyarakat melalui kebijakan pengendalian virus.

Peta jalan itu akan membantu negara melakukan transisi menuju endemi secara bertahap dan menjaga angka keterisian rumah sakit, juga kematian tetap pada level yang rendah.

Untuk mencapai endemi, pemerintah Indonesia juga tidak hanya mengandalkan peta jalan itu saja, tetapi juga gencar memperluas cakupan vaksinasi COVID-19, khususnya dosis lengkap dan penguat, juga memperkuat sistem pelacakan.

Baca juga: Pengamat: Peningkatan cakupan vaksinasi kunci menuju endemi

Baca juga: Pakar: Dua tahun pandemi, Indonesia belum capai indikator endemi


Walaupun demikian, kata dia, pemerintah tidak akan bisa bergerak sendiri. Butuh bantuan dan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat agar transisi yang dilakukan secara bertahap pelan-pelan dapat berhasil.

“Harus ada kerja sama dari kita semua. Sama-sama agar bisa bersiap untuk hidup normal berdampingan dengan COVID-19. Jadi, masyarakat juga punya peran untuk memutus mata rantai COVID-19,” ujar dia.