Jakarta (ANTARA) - Anak perusahaan Toyota Motor, Hino Motors mengakui telah menyerahkan data emisi dan penghematan bahan bakar yang curang kepada otoritas transportasi, menangguhkan pengiriman kendaraan dengan mesin yang menggunakan angka tersebut dan mungkin tidak memenuhi standar Jepang.

Dikutip Kyodo, Senin, penggunaan data penipuan telah berlangsung setidaknya sejak 2016, dengan perusahaan telah menjual setidaknya 115.526 kendaraan dengan mesin yang disertifikasi oleh pemerintah berdasarkan data yang dicurangi, katanya.

Perusahaan mengatakan telah melakukan penyelidikan internal terhadap inspeksi pra-pengiriman kendaraan untuk pasar domestik setelah menemukan malpraktik dalam sertifikasi mesin yang diproduksi untuk pasar Amerika Utara.

Baca juga: VW dekati penyelesaian klaim dieselgate dengan eks CEO Winterkorn

Baca juga: Buntut dieselgate, Daimler siap selesaikan gugatan konsumen AS


Beberapa mesin yang sedang diselidiki telah digunakan dalam bus yang diproduksi oleh perusahaan induknya serta Isuzu Motors Ltd., anak perusahaan Toyota lainnya yang berspesialisasi dalam kendaraan komersial.

"Karyawan merasa tertekan untuk mengikuti jadwal yang ketat dan memenuhi target numerik," kata Presiden perusahaan Satoshi Ogiso dalam konferensi pers di Tokyo yang juga dihadiri oleh Ketua Yoshio Shimo.

Sekitar 35 persen, atau 22.000 kendaraan, dari penjualan domestik tahunannya diperkirakan akan ditangguhkan, kata perusahaan itu

Hino mengatakan telah melaporkan masalah ini ke Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, serta Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang.

"Perilaku itu menghancurkan kepercayaan pelanggan dan menabur keraguan ke dalam akar proses sertifikasi," kata kementerian transportasi negara itu dalam siaran pers.

Departemen Kehakiman AS telah meluncurkan penyelidikan atas masalah tersebut, kata Hino.

Jepang telah menyaksikan serangkaian skandal manipulasi data oleh pembuat mobil dan perusahaan manufaktur lainnya dalam beberapa tahun terakhir, mengungkap kelemahan dalam budaya perusahaan dan kontrol internal mereka.

Konglomerat elektronik Mitsubishi Electric Corp tahun lalu mengakui kesalahan inspeksi pada AC untuk gerbong kereta api, dengan fabrikasi data yang mencakup lebih dari 30 tahun.

Pada tahun 2017, Toray Industries Inc mengatakan anak perusahaannya Toray Hybrid Cord Inc, yang memproduksi bahan penguat untuk ban dan produk lainnya, telah memalsukan data selama sekitar delapan tahun.

Perusahaan telah mengetahui masalah ini selama lebih dari setahun tetapi gagal melaporkannya.

Di sektor otomotif, Mitsubishi Motors Corp mengakui pada 2016 menggunakan data yang menguntungkan untuk mobilnya untuk melebih-lebihkan penghematan bahan bakar.

Suzuki Motor Corp, Mazda Motor Corp, dan Yamaha Motor Co mengakui pada 2018 melakukan inspeksi ekonomi bahan bakar yang tidak tepat.

Hino sedang menyelidiki apakah malpraktik sertifikasi mesin terjadi sebelum 2016. Dikatakan bahwa penyelidikan pihak ketiga akan dilakukan untuk mengetahui penyebab masalah tersebut termasuk pemeriksaan budaya perusahaannya.

Baca juga: Empat bekas manajer Audi terseret skandal diesel

Baca juga: Kasus emisi diesel, Fiat Chrysler didenda 700 juta dolar AS

Baca juga: Bos Audi dipecat gara-gara kasus emisi