Band jazz Belanda Boi Akih konser di Ambon serasa di rumah
6 Maret 2022 17:43 WIB
Band jazz asal Belanda Boi Akih tampil berkolaborasi dengan I Made Subandi dari Bali (kanan) saat menggelar mini konser di Dusun Tuni, Kota Ambon, Provinsi Maluku, Jumat (4/3/2022). Boi Akih memilih Dusun Tuni, yang merupakan destinasi wisata musik khususnya instrumen dari bambu, untuk menggelar konser bertajuk "From and to Infinity 2" pada tanggal 4, 7 dan 11 Maret 2022, bersama I Made Subandi dari Bali pada puncaknya akan berkolaborasi dengan seniman lokal Molucca Bamboowind Orchestra (MBO). ANTARA FOTO/FB Anggoro.
Ambon (ANTARA) - Bagi band jazz asal Belanda Boi Akih, menggelar konser di Dusun Tuni, Kota Ambon, seakan bermain di rumah sendiri karena mereka ada ikatan emosional tersendiri terhadap Provinsi Maluku.
"Iya tentu saja, ada perasaan emosional tersendiri karena orang tua saya berasal dari Maluku dan bermain di sini seperti kembali pulang," kata Monica Akihary, volakis Boi Akih di Ambon, Minggu.
Boi Akih untuk kedua kalinya menggelar konser di Dusun Tuni, Negeri (Desa) Urimessing, Kota Ambon, setelah sebelumnya menggelar konser di sana pada 2019. Dusun Tuni sendiri merupakan destinasi wisata musik di Kota Ambon, khususnya instrumen dari bambu.
Ia mengatakan orang tuanya berasal dari Aboru, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, dan pindah Belanda sejak lama. Kenangan tentang Maluku, menjadi salah satu inspirasi untuk dirinya berkarya, dan beberapa dituangkan di lagu Boi Akih yang memasukkan bahasa Haruku, yang merupakan bahasa tradisinoal Maluku.
Baca juga: Boi Akih dan MBO hadirkan kolaborasi musik lintas budaya
Gitaris dan komposer Boi Akih Niels Brouwer, menyatakan konser tersebut akan berisi kolaborasi lintas genre yang memadukan musik tradisional dan jazz. Boi Akih akan berkolaborasi dengan Molucca Bamboowind Orchestra (MBO) dan I Made Subandi dari Bali.
Tidak seperti konser pertama pada 2019, lanjutnya, kali ini Boi Akih sudah memahami karakter dan kemampuan musikalitas musisi lokal. Mereka sudah lebih saling memahami dalam berkarya dan berkolaborasi.
"Orang-orang di sini luar biasa. Jadi kita datang seperti bertemu keluarga," ujarnya.
Pada konser pertama tanggal 4 Maret lalu, baik MBO dan Boi Akih masih tampil dengan lagu mereka masing-masing sedangkan puncak kolaborasi akan berlangsung pada konser tanggal 11 Maret.
Pada konser tersebut, penampilan Boi Akih terlihat sangat total dan menyatu dengan lingkungannya dengan menggunakan daun kelapa sebagai karpet alas peralatan musiknya. Lokasi konser di Dusun Tuni dikelilingi alam yang asri, karena dusun tersebut berada di kaki bukit dan hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki sekitar 1,5 kilometer dari pintu masuk dusun.
Boi Akih membawakan musik dari album terakhirnya, Storyteller, dan berhasil menjalin permainan kolaborasi yang apik dengan I Made Subandi. "Kami sudah cukup sering tampil bersama, jadi improvisasi yang terjalin cukup mudah," kata I Made Subandi.
Rangkaian konser selanjutnya akan digelar pada Senin, 7 Maret di sekolah dasar di Dusun Tuni. Konser gratis tersebut akan dimulai pukul 09.00 WIT, dan akan menyertakan puluhan siswa SD yang akan bermain suling.
Baca juga: Prambanan Jazz Festival 2022 hadirkan musisi tiga generasi hingga NFT
"Iya tentu saja, ada perasaan emosional tersendiri karena orang tua saya berasal dari Maluku dan bermain di sini seperti kembali pulang," kata Monica Akihary, volakis Boi Akih di Ambon, Minggu.
Boi Akih untuk kedua kalinya menggelar konser di Dusun Tuni, Negeri (Desa) Urimessing, Kota Ambon, setelah sebelumnya menggelar konser di sana pada 2019. Dusun Tuni sendiri merupakan destinasi wisata musik di Kota Ambon, khususnya instrumen dari bambu.
Ia mengatakan orang tuanya berasal dari Aboru, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, dan pindah Belanda sejak lama. Kenangan tentang Maluku, menjadi salah satu inspirasi untuk dirinya berkarya, dan beberapa dituangkan di lagu Boi Akih yang memasukkan bahasa Haruku, yang merupakan bahasa tradisinoal Maluku.
Baca juga: Boi Akih dan MBO hadirkan kolaborasi musik lintas budaya
Gitaris dan komposer Boi Akih Niels Brouwer, menyatakan konser tersebut akan berisi kolaborasi lintas genre yang memadukan musik tradisional dan jazz. Boi Akih akan berkolaborasi dengan Molucca Bamboowind Orchestra (MBO) dan I Made Subandi dari Bali.
Tidak seperti konser pertama pada 2019, lanjutnya, kali ini Boi Akih sudah memahami karakter dan kemampuan musikalitas musisi lokal. Mereka sudah lebih saling memahami dalam berkarya dan berkolaborasi.
"Orang-orang di sini luar biasa. Jadi kita datang seperti bertemu keluarga," ujarnya.
Pada konser pertama tanggal 4 Maret lalu, baik MBO dan Boi Akih masih tampil dengan lagu mereka masing-masing sedangkan puncak kolaborasi akan berlangsung pada konser tanggal 11 Maret.
Pada konser tersebut, penampilan Boi Akih terlihat sangat total dan menyatu dengan lingkungannya dengan menggunakan daun kelapa sebagai karpet alas peralatan musiknya. Lokasi konser di Dusun Tuni dikelilingi alam yang asri, karena dusun tersebut berada di kaki bukit dan hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki sekitar 1,5 kilometer dari pintu masuk dusun.
Boi Akih membawakan musik dari album terakhirnya, Storyteller, dan berhasil menjalin permainan kolaborasi yang apik dengan I Made Subandi. "Kami sudah cukup sering tampil bersama, jadi improvisasi yang terjalin cukup mudah," kata I Made Subandi.
Rangkaian konser selanjutnya akan digelar pada Senin, 7 Maret di sekolah dasar di Dusun Tuni. Konser gratis tersebut akan dimulai pukul 09.00 WIT, dan akan menyertakan puluhan siswa SD yang akan bermain suling.
Baca juga: Prambanan Jazz Festival 2022 hadirkan musisi tiga generasi hingga NFT
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: