Bandung (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong produk denim asli Bandung untuk kembali bangkit seperti dahulu ketika kawasan Jalan Cihampelas, Kota Bandung, menjadi sentra celana jin.

Menurutnya kini di Bandung terdapat komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) produk denim yang dijalankan oleh generasi muda. Teten mengatakan produk denim yang dihasilkan para UMKM tersebut tak kalah berkualitas seperti produk luar negeri.

"Jadi ini berkualitas sangat bagus, mereka kreatif dalam pengembangan desain, dan ternyata juga didukung pabrikan yang mendukung bahan bakunya, jadi ekosistemnya sudah baik," kata Teten dalam acara pameran produk denim bertajuk Life With Denim "Wall of Fades" di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu.

Sejumlah produk denim dari Bandung itu, lanjutnya, sudah ada yang menembus pasar global. Berdasarkan hal tersebut, Teten berencana untuk memperkuat para pelaku UMKM denim agar bisa terus bersaing.


Baca juga: Teten dukung The Hallway jadi wadah berkreasi anak muda Bandung

"Karena ini dari dua sisi ya, jadi memang memiliki produk berkualitas, dan dari segi ekonomi ternyata ini bisa hidup, artinya konsumennya juga kuat," katanya.

Dengan adanya upaya pemerintah untuk membatasi produk luar negeri pada e-commerce, Menteri optimis produk denim dapat terus merambah pasar lokal. Pasalnya, menurutnya kini sudah banyak generasi muda menggemari produk dalam negeri.

"Kan saya ada survei, justru anak muda itu tidak mencari brand luar, tapi mencari yang unik dan custom, jadi itu keunggulan UMKM kita," kata Teten.

Baca juga: Teten Masduki, Gernas BBI, dan keyakinan produk UMKM yang selalu paten

Sementara itu, Rizki Al Kausar selaku ketua penyelenggara kegiatan pameran denim tersebut mengatakan ada sebanyak 20 merek denim yang ditampilkan. Semua produk denim tersebut, kata dia, merupakan produksi asli dalam negeri.

Dengan adanya kegiatan tersebut, ia berharap masyarakat atau komunitas pemuda di Bandung dapat secara langsung melihat dan menilai kualitas produk buatan dalam negeri yang tak kalah dengan produk luar.

"Jadi komunitas kita itu sudah berjalan 12 tahun, tapi gelaran seperti ini terhenti di tahun 2020 dan 2021 karena pandemi, jadinya daring," kata Rizki.


Baca juga: Memanfaatkan momentum Lebaran untuk bangkitkan UMKM Bandung
Baca juga: KemenkopUKM ajak UMKM Bandung manfaatkan kemudahan PP Nomor 7/2021