Jelang pemilu Korsel, Korut uji rudal kesembilan tahun ini
5 Maret 2022 11:15 WIB
Arsip - Suasana kegiatan yang dilaporkan Kantor Berita Sentral Korea Utara (KCNA) sebagai uji coba penembakan rudal hipersonik di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara (5/1/2022). (ANTARA/KCNA via Reuters/aww)
Seoul (ANTARA) - Korea Utara menembakkan setidaknya satu yang diduga rudal balistik ke arah laut di sebelah timur semenanjung Korea pada Sabtu, kata militer di kawasan itu.
Uji coba itu dilakukan secara terang-terangan hanya beberapa hari sebelum pemilihan presiden Korea Selatan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi peluncuran satu yang diduga rudal balistik pada Sabtu, sementara kantor Perdana Menteri Jepang juga mengatakan yang ditembakkan itu diduga rudal balistik.
Peluncuran itu akan menjadi yang kesembilan tahun ini. Yang terakhir adalah pada 27 Februari ketika Korut mengatakan pihaknya menguji sistem untuk satelit pengintai.
Militer Korsel mengatakan peluncuran pada Sabtu berasal dari lokasi dekat Sunan, di mana bandara internasional Pyongyang berada. Bandara tersebut telah menjadi lokasi uji coba sebelumnya, termasuk peluncuran 27 Februari.
Baca juga: AS, Jepang, Korsel bahas ancaman Korut
Dewan Keamanan Nasional Korsel akan mengadakan pertemuan darurat, kata Gedung Biru kepresidenan.
Peluncuran tersebut menggarisbawahi tantangan yang dihadapi siapa pun yang memenangkan pemilihan presiden Rabu di Korsel.
Ketika pembicaraan denuklirisasi terhenti, Korut melakukan sejumlah rekor peluncuran rudal pada Januari. Tampaknya Korut sedang bersiap untuk meluncurkan satelit mata-mata dalam waktu dekat, dan telah menyarankan untuk melanjutkan pengujian senjata nuklir atau rudal balistik antarbenua (ICBM) jarak jauh untuk pertama kalinya sejak 2017.
Analis mengatakan Korut dapat menggunakan transisi presiden mendatang di Korsel atau hari libur nasional besar pada 15 April untuk menguji coba peluncuran rudal baru atau senjata lainnya.
“Waktu pengujian rudal Korut mungkin tampak aneh bagi kami, mengingat fokus global pada Ukraina,” Jean Lee, seorang rekan di Wilson Center yang berbasis di Washington, mengatakan di Twitter.
Baca juga: Korut sesumbar "guncang dunia" lewat uji rudal yang dapat serang AS
"Tapi itu masuk akal di Korut, di mana para ilmuwan fokus pada senjata baru yang sempurna untuk dipamerkan Kim pada parade militer besar pada pertengahan April," kata dia.
Peluncuran rudal balistik Korut dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang telah menjatuhkan sanksi pada negara itu atas program senjatanya.
Amerika Serikat mengatakan terbuka untuk pembicaraan tanpa prasyarat, tetapi Pyongyang mengatakan pembicaraan hanya mungkin dilakukan setelah Amerika Serikat dan sekutunya membatalkan kebijakan bermusuhan.
Pada Jumat, proyek 38 North yang berbasis di AS dan pemantau Korut, mengatakan fasilitas nuklir utama negara itu sedang berjalan lancar, menghasilkan bahan bakar untuk senjata nuklir potensial dan perluasan fasilitas produksi nuklirnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS desak Korut fokus pada kebutuhan rakyatnya, bukan rudal
Baca juga: Korut benarkan telah uji coba rudal Hwasong-12
Uji coba itu dilakukan secara terang-terangan hanya beberapa hari sebelum pemilihan presiden Korea Selatan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi peluncuran satu yang diduga rudal balistik pada Sabtu, sementara kantor Perdana Menteri Jepang juga mengatakan yang ditembakkan itu diduga rudal balistik.
Peluncuran itu akan menjadi yang kesembilan tahun ini. Yang terakhir adalah pada 27 Februari ketika Korut mengatakan pihaknya menguji sistem untuk satelit pengintai.
Militer Korsel mengatakan peluncuran pada Sabtu berasal dari lokasi dekat Sunan, di mana bandara internasional Pyongyang berada. Bandara tersebut telah menjadi lokasi uji coba sebelumnya, termasuk peluncuran 27 Februari.
Baca juga: AS, Jepang, Korsel bahas ancaman Korut
Dewan Keamanan Nasional Korsel akan mengadakan pertemuan darurat, kata Gedung Biru kepresidenan.
Peluncuran tersebut menggarisbawahi tantangan yang dihadapi siapa pun yang memenangkan pemilihan presiden Rabu di Korsel.
Ketika pembicaraan denuklirisasi terhenti, Korut melakukan sejumlah rekor peluncuran rudal pada Januari. Tampaknya Korut sedang bersiap untuk meluncurkan satelit mata-mata dalam waktu dekat, dan telah menyarankan untuk melanjutkan pengujian senjata nuklir atau rudal balistik antarbenua (ICBM) jarak jauh untuk pertama kalinya sejak 2017.
Analis mengatakan Korut dapat menggunakan transisi presiden mendatang di Korsel atau hari libur nasional besar pada 15 April untuk menguji coba peluncuran rudal baru atau senjata lainnya.
“Waktu pengujian rudal Korut mungkin tampak aneh bagi kami, mengingat fokus global pada Ukraina,” Jean Lee, seorang rekan di Wilson Center yang berbasis di Washington, mengatakan di Twitter.
Baca juga: Korut sesumbar "guncang dunia" lewat uji rudal yang dapat serang AS
"Tapi itu masuk akal di Korut, di mana para ilmuwan fokus pada senjata baru yang sempurna untuk dipamerkan Kim pada parade militer besar pada pertengahan April," kata dia.
Peluncuran rudal balistik Korut dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang telah menjatuhkan sanksi pada negara itu atas program senjatanya.
Amerika Serikat mengatakan terbuka untuk pembicaraan tanpa prasyarat, tetapi Pyongyang mengatakan pembicaraan hanya mungkin dilakukan setelah Amerika Serikat dan sekutunya membatalkan kebijakan bermusuhan.
Pada Jumat, proyek 38 North yang berbasis di AS dan pemantau Korut, mengatakan fasilitas nuklir utama negara itu sedang berjalan lancar, menghasilkan bahan bakar untuk senjata nuklir potensial dan perluasan fasilitas produksi nuklirnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS desak Korut fokus pada kebutuhan rakyatnya, bukan rudal
Baca juga: Korut benarkan telah uji coba rudal Hwasong-12
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: