Manila (ANTARA News) - Filipina pada Selasa mengumumkan, mereka resmi mengakui oposisi Dewan Transisi Nasional (NTC) sebagai pemerintah yang sah di Libya.

Pada saat anggota keluarga Gaddafi berangkat meninggalkan Libya dan mencari perlindungan di Aljazair, tetangganya; Departemen Luar Negeri Filipina (DFA) merujuk pada NTC sebagai "wakil sah rakyat Libya" dan mendesak untuk "memimpin negara menuju perdamaian dan keamanan."

"Filipina mengakui Dewan Transisi Nasional sebagai wakil sah rakyat Libya selama periode transisi di negara ini," kata pernyataan DFA, dinyatakan oleh Xinhua-0ANA.

Dukungan Manila untuk NTC menunjukkan kebijakan baru negara itu terhadap Libya, setelah ragu-ragu pada masa lalu segera menggeser pihak Gaddafi untuk menjaga nasib ratusan pekerja Filipina di negara itu dari kemungkinan serangan balasan.

Sementara negara-negara yang dipimpin Amerika Serikat dan Uni Eropa berhenti mengakui pemerintahan Gaddafi pada awal tahun ini, pemerintah Filipina tetap bersikukuh dan mereka mengimbau agar memutus hubungan dengan pemimpin Libya.

DFA mengatakan, Filipina berharap untuk bekerja sama dengan pemerintah baru dan rakyat Libya dalam mempertahankan dan "meningkatkan hubungan berdasarkan persahabatan, pengertian, dan saling menghormati."

Filipina dan Libya, sepanjang catatan hubungan kedua negara sebelum Gaddafi dijungkal gerakan dari dalam negerinya, berbagi sejarah hubungan yang sangat baik.

Manila juga meminta pemerintah baru untuk sekali lagi menerima pekerja Filipina di negara itu.

"Filipina berharap untuk dapat berkontribusi pembangunan kembali Libya baru secara profesional Filipina. Di antaranya di bidang konstruksi, energi dan medis," katanya.

Sebelum pergolakan politik dan permusuhan bersenjata, Libya adalah rumah bagi setidaknya 12.000 warga Filipina, kebanyakan bekerja sebagai perawat, insinyur dan pekerja minyak.

Tapi ketika pertempuran meletus di seluruh Libya, pemerintah Filipina terpaksa mengevakuasi sekitar 10.000 pekerjanya.

Saat ini, hampir 2.000 pekerja, yang menolak mengambil bagian dalam evakuasi yang diorganisir pemerintah, tetap berada di Libya di tengah kekhawatiran keamanan.

"Pemerintah Filipina menegaskan kembali ucapan terima kasih dan penghargaan kepada rakyat Libya untuk menjaga warga Filipina di Libya yang aman selama konflik," kata pernyataan DFA.

Siaga keamanan tingkat empat, yang menyerukan evakuasi massal warga Filipina di Libya karena konflik yang sedang berlangsung, akan tetap diberlakukan hingga keamanan telah stabil. (H-AK)