Jakarta (ANTARA News) - Khatib shalat Idul Fitri 1432 Hijriah di Masjid Istiqlal, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, mengingatkan Umat Muslim Indonesia untuk tidak melupakan jati diri bangsa yang religius.

Dalam ceramahnya usai shalat Idul Fitri yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu, Quraish mengatakan salah satu penyebab lahirnya karakter yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa yang religius adalah kebiasaan atau pandangan hidup yang memisahkan dimensi jasad dan batiniah.

"Salah satu kekeliruan kita adalah melakukan pemisahan dimensi jasad dan rohaniah sehingga lahir pribadi-pribadi yang terpecah kepribadiannya," ujarnya.

Karena itu, lanjut dia, muncul masyarakat "sakit" yang lebih cenderung kepada dimensi jasad atau dunia atau pun yang mengawang-awang tanpa berlandaskan kebenaran.

Salah satu tujuan dari digemakannya takbir pada hari Idul Fitri, menurut Quraish, agar manusia sadar tentang dualisme unsur jasad dan batiniah dalam dirinya yang mengandung unsur tanah dan ruh Ilahi.

Karena itu, manusia seharusnya bisa menyadari sifat-sifat Ketuhanan yang ditanamkan oleh Tuhan di dalam dirinya dan tidak mengalahkan kebutuhan ruh dengan tuntutan jasad semata.

"Kesadaran akan wujud keesaan Allah menghasilkan kemanusiaan yang adil dan beradab yang dengan itu mendorong persatuan untuk menyuburkan kerakyatan dan menghadirkan keadilan sosial," tutur Quraish.

Mantan menteri agama era Presiden Soeharto itu juga mengingatkan wujud dari keseimbangan sempurna manusia sebagai makhluk yang menyimpan ruh Ilahi adalah dengan menyelaraskan kepentingan pribadi dengan kepentingan kolektif.

"Masyarakat bukan hanya kumpulan individu, tetapi kumpulan individu yang berdasarkan tujuan dan nilai-nilai yang disepakati bersama," ujarnya.

Masyarakat yang telah dewasa, menurut Quraish, pasti bisa menyadari pentingnya memelihara nilai-nilai yang disepakati bersama itu demi tercapainya tujuan hidup bersama.

Quraish yang menyampaikan ceramah menggunakan teks itu juga mengingatkan perbaikan akhlak dan moral harus mendahului upaya perbaikan sistem ekonomi dan politik.

Bahkan perbaikan di bidang akhlak, lanjut dia, harus mendahului perbaikan sistem ekonomi modern dan sistem politik karena merupakan modal sosial untuk menghasilkan kehidupan yang bersih dan seimbang di segala bidang.

Quraish juga mengingatkan bahwa agama pada prinsipnya adalah ketulusan kepada Tuhan, kepada kitab-kitab-Nya, rasul-rasulnya, serta juga kepada para pemimpin dan kepada masyarakat.

Pada akhir ceramahnya, Quraish Shihab mengajak Umat Muslim Indonesia untuk mendoakan para pemimpin bangsa agar mereka senantiasa bisa melihat kebenaran dan terhindar dari kekeliruan.

Shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal yang dihadiri sekitar 200 ribu jamaah dimulai tepat pukul 07.00 WIB. Selain Presiden Yudhoyono yang mengenakan baju koko putih dibalut jas hitam dan kain sarung bermotif tenun ikat bernuansa biru tua, juga hadir Wakil Presiden Boediono dan menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.

Presiden Yudhoyono duduk di barisan terdepan diapit oleh Wakil Presiden Boediono dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie.

Shalat Idul Fitri di masjid terbesar di Asia Tenggara itu dipimpin oleh Imam tetap Masjid Istiqlal Hasanuddin Sinaga.
(T.D013/Z003)