Minneapolis, Minnesota (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama Selasa memperingatkan bahwa desakan pemotongan pembelanjaan di Washington tidak harus mengorbankan pemotongan jaminan kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja para veteran perang.
Obama kembali melanjutkan pergumulannya dengan kaum Republikan mengenai detail rencana pemangkasan lapangan kerja dan defisit yang akan dia ungkapkan minggu depan, pada konferensi tahunan ke-93 Legiun Amerika di Minnesota, lapor AFP.
"Sebagai bangsa, kami tidak dapat, dan kami tidak harus, menyeimbangkan anggaran yang mengganggu veteran kami. Dan sebagai komandan tertinggi, saya tidak mengizinkannya," kata Obama, yang mendapat penghormatan secara berdiri sekitar 6.000 veteran dari banyak perang Amerika.
Sebagai bagian dari pekerjaannya dan rencana pemotongan defisit, Obama sedang mendesakkan sebuah inisiatif yang akan menawarkan pembiayaan bagi pelatihan kembali para veteran dari generasi 9/11 yang kembali dari perang Afghanistan dan Irak dan sedang mencari pekerjaan.
Obama berpendapat bahwa pemerintahannya mempunyai kuajiban untuk merawat mereka yang telah menjalankan dinas kemiliteran, dan terkadang sampai terluka, sejak serangan 11 September 2001.
"Ikatan antara pasukan kami dan warga negara kami adalah kepercayaan sakral. Dan bagi saya dan pemerintahan saya, menjunjung tinggi kepercayaan itu bukan semata-mata masalah kebijakan, bukan soal politik. Ini kuajiban moral," kata Obama.
Rencana Obama akan menyediakan lebih banyak bantuan bagi veteran muda untuk mendapatkan dan mempertahankan lapangan pekerjaan sektor swasta, termasuk "kamp copot sepatu boot" untuk membantu mantan tentara menyiapkan lapangan pekerjaan sipil.
Dia juga meminta perusahaan sektor swasta agar mempekerjakan atau melatih 100.000 veteran pengangguran atau pasangan mereka.
Presiden menguraikan serangkaian program kesehatan fisik dan mental yang telah didanainya untuk segala usia dan golongan veteran perang sejak berkuasa pada 2009. (ANT/K004)
Obama ingatkan tidak ada pemotongan kemanfaatan veteran
31 Agustus 2011 04:43 WIB
Presiden Amerika Serikat Barack Obama (Foto reuters/ Antaranews/Grafis)
Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: