Jakarta (ANTARA) -
Kaum ibu dengan kelompok yang menamakan diri Banten Bersama Relawan Kita (Barreta) mendeklarasikan diri mendukung Erick Thohir sebagai pemimpin masa depan Indonesia serta juga memberikan apresiasi.

"Bersama Pak Erick Thohir, kami yakin kaum perempuan dapat turut serta membangun dan mensejahterakan bangsa," kata Ketua Koordinator Barreta Dyah Aliya Ambarwati dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Dyah mengatakan deklarasi yang dilakukan Barreta bukan hanya sebagai apresiasi terhadap program kerja kementerian BUMN semata, namun juga karena model kepemimpinan Erick Thohir.

Menteri BUMN itu dinilai sebagai sosok pemimpin masa depan yang bisa menyelesaikan berbagai tantangan, dan tentunya punya banyak pengalaman dan pergaulan dunia internasional yang luas.

"Pak Erick Thohir seorang pemimpin yang sudah selesai dengan dirinya. Cukup secara materi, matang dalam emosi, dan sadar secara spiritual. Pemimpin yang punya banyak terobosan sehingga mampu menghadirkan perubahan," kata Dyah.

Dalam deklarasi yang berpusat di Serpong, Tangerang Selatan pada Jumat itu, Barreta juga menyoroti persoalan yang akan dihadapi bangsa ini ke depan.


Antara lain, menurutnya pandemi COVID-19, digitalisasi, dan ketidakpastian rantai pasok yang mengganggu proses distribusi barang ke dalam negeri.
Menurut Dyah tiga tantangan mampu diatasi Erick Thohir. Tantangan pertama, muncul akibat adanya ketidakpastian rantai pasok atau supply chain.


Dyah mengatakan Ledakan jumlah penduduk perubahan iklim akibat pemanasan global, serta ketegangan geopolitik Timur Tengah dan Eropa Timur membuat banyak pasokan bahan baku jadi terganggu.
"Meski dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, tapi Indonesia tak memiliki segalanya. Ada banyak bahan baku yang tak kita miliki, seperti bahan baku pupuk dan LPG, sebagian besarnya masih harus kita impor dari negara lain. Ketidakpastian supply chain jelas sangat merugikan," ucapnya.

Tantangan kedua datang akibat gelombang deras digitalisasi yang mengubah banyak hal, terutama dunia usaha. Dia mengatakan ada banyak pekerjaan yang tak lagi mengandalkan tenaga manusia.

Baca juga: Erick transformasi rumah tangga prasejahtera Gowa jadi pengusaha mikro

Artinya menurut dirinya ada banyak pekerjaan akan hilang dan diganti mesin-mesin berbasis artificial inteligent atau AI.

Perubahan tersebut lantas diakselerasi oleh tantangan ketiga yang sama-sama dihadapi warga dunia, yaitu pandemi COVID-19.

Dyah menyebutkan jika pada dua tantangan sebelumnya banyak orang mampu selamat, maka di tantangan ketiga ini banyak yang tak selamat, banyak nyawa hilang dan juga unit usaha melayang.
Ambar yakin Erick Thohir dapat menyelesaikan berbagai tantangan itu karena melihat kinerjanya saat menakhodai Kementerian BUMN. Berkat ‘Merdeka Berdaulat’ yang diusung Erick, kata dia BUMN mengalami perubahan luar biasa, baik dari sisi bisnis maupun nilainya.


"Kini, Erick Thohir telah menjelma jadi tokoh muda sukses dan inspiratif. Itulah mengapa, kami para perempuan Banten yang tergabung dalam Barreta memberi apresiasi dan menyatakan dukungan atas yang telah dilakukan Pak Erick Thohir. Kami ingin negeri ini diisi oleh orang-orang sepertnya," kata Dyah.
Sebagai informasi, Dyah menjelaskan keberpihakan Menteri BUMN Erick Thohir terhadap usaha mikro dan UMKM melalui pelbagai program kementerian BUMN mendapat perhatian khusus dari kalangan perempuan khususnya ibu-ibu.

Di Banten, menurut dia kelompok ibu-ibu berkumpul dan mendeklarasikan diri mendukung Erick Thohir sebagai pemimpin masa depan Indonesia.

Kelompok yang menamakan diri Banten Bersama Relawan Kita (Barreta) itu menilai keberpihakan Erick kepada kaum perempuan dapat dilihat dari dorongan yang diberikan pada kaum ibu agar semangat berperan dalam perekonomian keluarga, sekaligus juga perekonomian bangsa.

Salah satunya kata dia melalui program Mekaar layanan pinjaman modal untuk perempuan pra sejahtera yang ingin menjadi pelaku usaha mikro. Erick Thohir telah sukses mencetak 11 juta ibupreneur.

Dyah Aliya Ambarwati mangatakan lewat program-program tersebut Erick ingin mendorong kembali semangat ibu-ibu untuk membantu perekonomian keluarga.

Program PMN Mekaar tersebut menurut Dyah mampu menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Program Mekaar lebih didominasi kaum perempuan yang memiliki basis usaha mikro. Untuk usaha yang sudah berjalan, lanjutnya bisa mengajukan pinjaman modal hingga Rp25 juta.


Baca juga: Erick Thohir puji Garuda Indonesia, berhasil evakuasi WNI dari Ukraina
Baca juga: Menko Perekonomian dan Menteri BUMN pembicara Harlah NU di Palembang