BNPB gandeng mahasiswa di Sumbar petakan kerusakan gempa Pasaman
3 Maret 2022 18:14 WIB
Pelepasan mahasiswa yang akan melakukan pemetaan kerusakan bangunan akiabt gempa Pasaman Barat oleh Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah danRektor Unand Prof Yuliandri. ANTARA/HO-Unand.
Padang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggandeng mahasiswa dari empat perguruan tinggi (PT) di Sumatera Barat untuk melakukan penilaian dan pemetaan rumah yang rusak akibat gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Pasaman Barat.
Ketua Rehabilitasi dan Rekonstruksi Universitas Andalas (Unand) Padang Febrin Anas Ismail di Padang, Kamis menyebutkan empat perguruan tinggi yang terlibat dalam proses asesmen lanjutan ini yaitu Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Bung Hatta (UBH), dan Institut Teknologi Padang (ITP) selama 10 hari ke depan.
Ia menyebutkan ada 106 mahasiswa beserta koordinator yang nantinya akan melakukan pendataan dan memasukkan data secara daring di lapangan sehingga data "real time" yang masuk di InaRISK selalu "update".
Menurutnya data yang ada sekarang selalu berubah sehingga masyarakat juga bingung apakah rumahnya bisa direhabilitasi atau dibangun kembali.
Ia menambahkan ada inovasi baru untuk memperbaiki rumah yang retak akibat bencana gempa ini yakni dengan menggunakan teknologi "ferrocement layer" atau kawat anyam yang dilapisi semen.
“Jika rumah masih berdiri kokoh dan hanya menimbulkan keretakan pasca gempa, maka rumah tersebut dapat diperbaiki dan dapat diperkokoh dengan kawat anyam ke dinding atau sudut dinding,” katanya
Selain melakukan proses asesmen, kata Febrin Anas Ismail , mahasiswa juga menyosialisasikan proses perbaikan rumah masyarakat.
Sementara itu, Rektor Universitas Andalas Prof Yuliandri mengemukakan sebelumnya pihaknya telah mengirimkan tiga tim ke lokasi terdampak bencana gempa bumi di Pasaman dan sekitarnya.
Tiga tim ini terdiri atas tim dokter dari rumah sakit Universitas Andalas, Pusat Tanggap Bencana dari Fakultas Keperawatan dan Kesmas, serta Pusat Studi Bencana.
Pusat Studi Bencana telah melakukan "quick assessment" dan pemetaan awal pasca gempa, namun perlunya assessment lanjutan dengan bekerja sama dengan BNPB melibatkan mahasiswa teknik sipil di empat perguruan tinggi yang ada di Sumbar.
Rektor menekankan kepada seluruh mahasiswa mari bergandengan tangan membantu masyarakat dan pemerintah, jaga kondisi kesehatan dan komunikasi serta kerjakan dengan sepenuh hati dan tuntas.
“Dalam setiap interaksi, tinggalkan kesan positif, tinggalkan kesan yang menyenangkan,” katanya.
Sementara Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah saat melepas mahasiswa secara resmi mengapresiasi keterlibatan mahasiswa dari empat Perguruan Tinggi di Sumbar sebagai relawan mapping rumah rusak akibat gempa bumi yang mengguncang Pasaman Barat dan sekitarnya.
"Diharapkannya kegiatan ini bisa menjadi contoh untuk seluruh wilayah Indonesia dan tentunya jadi amal ibadah," katanya.
Baca juga: BNPB: Lebih dari 14.000 warga mengungsi pascagempa Pasaman Barat
Baca juga: BNPB kaji relokasi warga sekitar kaki Gunung Talamau Pasaman Barat
Baca juga: BNPB atur prokes pengungsi gempa Sumbar demi cegah penularan COVID-19
Ketua Rehabilitasi dan Rekonstruksi Universitas Andalas (Unand) Padang Febrin Anas Ismail di Padang, Kamis menyebutkan empat perguruan tinggi yang terlibat dalam proses asesmen lanjutan ini yaitu Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Bung Hatta (UBH), dan Institut Teknologi Padang (ITP) selama 10 hari ke depan.
Ia menyebutkan ada 106 mahasiswa beserta koordinator yang nantinya akan melakukan pendataan dan memasukkan data secara daring di lapangan sehingga data "real time" yang masuk di InaRISK selalu "update".
Menurutnya data yang ada sekarang selalu berubah sehingga masyarakat juga bingung apakah rumahnya bisa direhabilitasi atau dibangun kembali.
Ia menambahkan ada inovasi baru untuk memperbaiki rumah yang retak akibat bencana gempa ini yakni dengan menggunakan teknologi "ferrocement layer" atau kawat anyam yang dilapisi semen.
“Jika rumah masih berdiri kokoh dan hanya menimbulkan keretakan pasca gempa, maka rumah tersebut dapat diperbaiki dan dapat diperkokoh dengan kawat anyam ke dinding atau sudut dinding,” katanya
Selain melakukan proses asesmen, kata Febrin Anas Ismail , mahasiswa juga menyosialisasikan proses perbaikan rumah masyarakat.
Sementara itu, Rektor Universitas Andalas Prof Yuliandri mengemukakan sebelumnya pihaknya telah mengirimkan tiga tim ke lokasi terdampak bencana gempa bumi di Pasaman dan sekitarnya.
Tiga tim ini terdiri atas tim dokter dari rumah sakit Universitas Andalas, Pusat Tanggap Bencana dari Fakultas Keperawatan dan Kesmas, serta Pusat Studi Bencana.
Pusat Studi Bencana telah melakukan "quick assessment" dan pemetaan awal pasca gempa, namun perlunya assessment lanjutan dengan bekerja sama dengan BNPB melibatkan mahasiswa teknik sipil di empat perguruan tinggi yang ada di Sumbar.
Rektor menekankan kepada seluruh mahasiswa mari bergandengan tangan membantu masyarakat dan pemerintah, jaga kondisi kesehatan dan komunikasi serta kerjakan dengan sepenuh hati dan tuntas.
“Dalam setiap interaksi, tinggalkan kesan positif, tinggalkan kesan yang menyenangkan,” katanya.
Sementara Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah saat melepas mahasiswa secara resmi mengapresiasi keterlibatan mahasiswa dari empat Perguruan Tinggi di Sumbar sebagai relawan mapping rumah rusak akibat gempa bumi yang mengguncang Pasaman Barat dan sekitarnya.
"Diharapkannya kegiatan ini bisa menjadi contoh untuk seluruh wilayah Indonesia dan tentunya jadi amal ibadah," katanya.
Baca juga: BNPB: Lebih dari 14.000 warga mengungsi pascagempa Pasaman Barat
Baca juga: BNPB kaji relokasi warga sekitar kaki Gunung Talamau Pasaman Barat
Baca juga: BNPB atur prokes pengungsi gempa Sumbar demi cegah penularan COVID-19
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: