Jayapura (ANTARA News) - Pakaian bekas pantas pakai yang dijual di sejumlah tempat di Kota Jayapura, Papua mulai diburu warga jelang H-2 Lebaran 1423 Hijriah. Pakaian seharga sangat miring itu jadi alternatif penting bagi warga Jayapura dan wilayah lain di sana, yang segala suatu keperluan ditarif mahal itu.

Saipul (45) , seorang pedagang pakaian bekas di Pasar Youtefa Abepura, Jayapura, Minggu, mengatakan, kenaikan penjualan lapaknya antara 15 dan 20 persen ketimbang hari biasa.

"Permintaan pakaian bekas di Jayapura dan sekitarnya terus meningkat dibandingkan tahun lalu," katanya.

Menurut dia, warga yang datang membeli pakaian bekas juga berdatangan dari daerah sekitar di antaranya dari Arso Kabupaten Keerom dan Sentani Kabupaten Jayapura.

Bahkan, ada yang memborong pakaian sekedar oleh-oleh buat keluarga, yang rata-rata dengan harga yang terjangkau oleh warga yang dananya pas-pasan untuk Lebaran.

Jadi, walau pemerintah sering mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia mengesankan dunia dan cadangan devisa meningkat signifikan, namun masyarakat akar rumput tidak merasakan manfaat deretan data statistika itu.

Bagi mereka laiknya selalu terjadi, merayakan Lebaran harus tetap dilakukan walau dengan pakaian bekas dari negara orang.

Menurut Saiful, satu potong pakaian seperti kaos rata-rata dijual seharga Rp20.000 per potong, pakaian hangat berkisar antara Rp25.000-Rp70.000 per potong, dan celana jins panjang seharga Rp50.000-Rp90.000 per potong.

"Peminat pakaian bekas kebanyakan berasal dari kalangan anak muda, baik pelajar dan mahasiswa. Mayoritas mencari berbagai jenis baju kemeja dan kaos," katanya.

Namun, jenis pakaian lain seperti celana jins panjang dan pendek, juga kaos untuk perempuan juga cukup banyak diminati.

Ia menjelaskan, ramainya penjualan mulai terlihat sejak sepekan terakhir ini, dan sangat meningkat pada hari ini (H-2 atau H-1 Lebaran).


"Jika minggu kemarin permintaan dan pembelinya masih didominasi pakaian anak muda, tetapi dua hari belakangan ini peminatnya orang dewasa," katanya.

Sementara itu, transaksi pakaian bekas atau "pakaian cakar bongkar" juga mulai terjadi di Pasar Hamadi Distrik Jayapura Selatan.

Daeng Udin (43) pedagang pakaian bekas di Pasar Hamadi, mengatakan, sejak awal pekan ini mulai ada beberapa orang yang membeli baju bekas dalam jumlah banyak.

"Kebanyakan pembeli adalah ibu rumah tangga yang mencari blus atau kemeja termasuk kaos. Beberapa ada
yang membeli dalam jumlah besar untuk kerabatnya," katanya.

Harga pakaian bekas di sini lebih murah dibandingkan di Pasar Youtefa Abepura, dengan selisih bisa Rp5.000 - Rp10.000 untuk tiap potong baju, kaos, blus, maupun celana jins.

"Harga yang kami berikan jelas jauh dari harga toko," katanya.

Ia menjelaskan, selain mencari pakaian bekas, sejumlah konsumen juga membeli permadani atau karpet, dengan harga yang bervariatif mulai dari Rp100.000 hingga Rp150.000 per potong karpet.

"Selain membeli pakaian, konsumen juga mencari permadani atau karpet," katanya.

"Meskipun, bukan pakaian ataupun barang yang benar-benar baru, setidaknya ada kesan tampil beda atau baru," kata bapak yang senang memakai kopiah itu. (ANT-185)