Warga Jakarta Barat diingatkan pentingnya pilah sampah rumah tangga
2 Maret 2022 12:32 WIB
Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) memilah sampah plastik di Waste Management Corner (WMC) Kelurahan Guntur, Jakarta, Rabu (9/2/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) mengingatkan kepada warga akan pentingnya memilah sampah karena kesadaran untuk hal itu, khususnya sampah organik dan anorganik dari rumah tangga masih kurang.
"Kita kembali mengingatkan untuk memilah sampah rumah tangga. Pemilihan sangat penting karena berkaitan dengan proses pengolahan sampah berikutnya," kata Pelaksana tugas Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Kebersihan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Enrile Indro Prasetyo, saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, kurangnya kesadaran warga itu terlihat dari temuan petugas di lapangan yang mendapati banyak sampah organik dan anorganik tercampur dalam satu wadah.
Hal tersebut, katanya, justru menyulitkan petugas lantaran harus memilah sampah yang ada di dalam tong dengan cara manual.
Baca juga: Pemkot Jakut akan bina warga Kampung Nelayan Kalibaru terkait sampah
Jika sampah sudah dipilih sejak dari rumah tangga, petugas bisa dengan mudah mengangkut sampah tersebut ke tempat pembuangan sampah per rukun warga (RW).
Di sana, petugas Penyedia Jasa lainnya Orang Perorangan (PJLP) Suku Dinas Lingkaran Hidup akan mengarahkan warga untuk memilih sampah mana yang yang layak untuk diolah kembali.
"Kalau mau diarahkan untuk dimasukkan ke dalam bank sampah juga bisa. Kan nantinya akan ada nilai ekonomisnya juga," kata Enrile.
Enrile pun mengambil contoh kegiatan pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos di Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
Baca juga: Pemkot kerahkan 150 petugas tangani sampah medis di rumah warga isoman
Warga di kawasan Joglo pada akhirnya bisa memanfaatkan sampah tersebut karena sedari awal sudah melakukan pemilihan di rumah tangga.
Jika kebiasaan itu diterapkan di seluruh rumah tangga, dia yakin 50 persen dari sampah di wilayah Jakarta Barat bisa dimanfaatkan kembali sebagai barang berguna.
"Kita jadi bisa mengurangi sampah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah Bantar Gebang karena kita tahu sendiri kondisi di sana sudah 'overload' (berlebih)," jelas dia.
"Kita kembali mengingatkan untuk memilah sampah rumah tangga. Pemilihan sangat penting karena berkaitan dengan proses pengolahan sampah berikutnya," kata Pelaksana tugas Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Kebersihan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Enrile Indro Prasetyo, saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, kurangnya kesadaran warga itu terlihat dari temuan petugas di lapangan yang mendapati banyak sampah organik dan anorganik tercampur dalam satu wadah.
Hal tersebut, katanya, justru menyulitkan petugas lantaran harus memilah sampah yang ada di dalam tong dengan cara manual.
Baca juga: Pemkot Jakut akan bina warga Kampung Nelayan Kalibaru terkait sampah
Jika sampah sudah dipilih sejak dari rumah tangga, petugas bisa dengan mudah mengangkut sampah tersebut ke tempat pembuangan sampah per rukun warga (RW).
Di sana, petugas Penyedia Jasa lainnya Orang Perorangan (PJLP) Suku Dinas Lingkaran Hidup akan mengarahkan warga untuk memilih sampah mana yang yang layak untuk diolah kembali.
"Kalau mau diarahkan untuk dimasukkan ke dalam bank sampah juga bisa. Kan nantinya akan ada nilai ekonomisnya juga," kata Enrile.
Enrile pun mengambil contoh kegiatan pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos di Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
Baca juga: Pemkot kerahkan 150 petugas tangani sampah medis di rumah warga isoman
Warga di kawasan Joglo pada akhirnya bisa memanfaatkan sampah tersebut karena sedari awal sudah melakukan pemilihan di rumah tangga.
Jika kebiasaan itu diterapkan di seluruh rumah tangga, dia yakin 50 persen dari sampah di wilayah Jakarta Barat bisa dimanfaatkan kembali sebagai barang berguna.
"Kita jadi bisa mengurangi sampah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah Bantar Gebang karena kita tahu sendiri kondisi di sana sudah 'overload' (berlebih)," jelas dia.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022
Tags: