Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengisyaratkan peluang PT Bank BNI Tbk untuk mengakuisisi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) semakin kecil. Dikarenakan tim privatisasi memutuskan revitalisasi bisnis BPUI dilakukan melalui program restrukturisasi.

"Kami memprioritaskan penyelesaian BPUI dilakukan dengan pola restrukturisasi oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA)," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis, Pandu A Djajanto, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, selain menjadi prioritas, program restrukturisasi juga dinilai lebih mudah dibanding diserahkan kepada pihak lain.

Sebelumnya Direktur Utama BNI, Gatot M Sowondo, menyatakan, pihaknya siap mengakuisisi BPUI hingga hingga 100 persen.

Persiapan rencana akuisisi BPUI itu disebutkan sudah semakin matang dan tinggal menunggu realisasinya saja.

"BNI sudah menyampaikan proposal rencana akuisisi BPUI kepada Kementerian BUMN. Kami pada posisi menunggu respon dari Kementerian BUMN," ujar Gatot.

Diketahui kinerja keuangan BPUI terganggu akibat kerugian yang diderita anak perusahaannya, PT Bahana Securities Tbk.

Periode semester I 2011 Bahana Securities mencatat kerugian sebesar Rp186,06 miliar, anjlok dari laba bersih semester I 2010 sebesar Rp12,13 miliar, akibat potensi kerugian saat menjadi penjamin emisi penawaran saham publik (IPO) PT Garuda Indonesia Tbk.

Menurut Djajanto, untuk memenuhi ekuitas BPUI tersebut akan digunakan dengan konsep restrukturisasi.

Meski demikian ia tidak merinci berapa jumlah dana yang dibutuhkan BPUI terkait program restrukturisasi tersebut.

Sementara itu Sekretaris Perusahaan PPA, Renny O Rorong, menuturkan, pihaknya sedang melakukan kajian komprehensif terkait penugasan restrukturisasi tersebut.

"Sesungguhnya pembahasan untuk melakukanm kajian sudah dimulai sejak dua tahun lalu, namun baru tahun 2011 ini diformalkan," ujar Renny. (R017)