Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan bahwa Kota Malang di Jawa Timur mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,21 persen pada 2021, seiring dengan perbaikan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.
Kepala BPS Kota Malang Erny Fatma Setyoharini, dalam jumpa pers secara virtual di Kota Malang, Selasa, mengatakan bahwa pada 2020 pertumbuhan ekonomi Kota Malang mengalami kontraksi sebesar 2,26 persen.
"Pada 2021 mulai terjadi perbaikan setelah pada 2020 perekonomian Kota Malang mengalami kontraksi," kata Erny.
Baca juga: Indef: Konflik Rusia-Ukraina memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia
Erny menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada 2021 dipengaruhi kebijakan adaptasi era normal baru, sebagai respons dari pandemi penyakit akibat penyebaran virus corona yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi wilayah itu pada tahun sebelumnya.
Dengan sejumlah kebijakan tersebut, lanjutnya, perekonomian Kota Malang pada 2021 mampu tumbuh sebesar 4,21 persen, lebih tinggi dari Provinsi Jawa Timur yang tercatat sebesar 3,57 persen dan nasional sebesar 3,69 persen.
"Pertumbuhan ekonomi tidak lagi terkontraksi dengan adanya adaptasi di era normal baru dan dukungan pemulihan ekonomi nasional. Ekonomi Kota Malang tumbuh 4,21 persen, ini lebih tinggi dibanding provinsi dan nasional," ujarnya.
Ia menambahkan, berdasarkan struktur dan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Malang menurut lapangan usaha, pada 2021 masih didominasi oleh sektor perdagangan sebesar 29,09 persen, industri pengolahan sebesar 26,72 persen dan konstruksi 12,39 persen.
"PDRB menurut lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 8,21 persen," tambahnya.
Baca juga: Menkeu: Pertumbuhan ekonomi 2022 capai 5,5 persen meski ada Omicron
Menurutnya, pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha di Kota Malang yang sebesar 8,21 persen tersebut disebabkan adanya sejumlah pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat dan mulai dibukanya pusat perbelanjaan pada 2021.
Selain itu, juga dipengaruhi adanya sistem perdagangan yang adaptif di era normal baru dengan kemudahan akses e-commerce dan adanya insentif atau pemotongan pajak kendaraan yang menyebabkan peningkatan penjualan.
Sementara untuk struktur dan pertumbuhan PDRB Kota Malang berdasarkan pengeluaran, pada 2021 masih didominasi dari pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencapai 67,77 persen, pembentukan modal tetap bruto 33,44 persen dan pengeluaran konsumsi pemerintah 3,24 persen.
"Pertumbuhan tertinggi, pada pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga sebesar 13,03 persen," katanya.
Tercatat, di wilayah Jawa Timur, Kota Malang merupakan wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-5. Pertumbuhan paling tinggi tercatat pada Kota Madiun sebesar 4,73 persen, diikuti Kota Pasuruan 4,34 persen, Kota Surabaya 4,29 persen dan Kota Blitar 4,28 persen.
Ekonomi Kota Malang tumbuh 4,21 persen pada 2021
1 Maret 2022 16:27 WIB
Foto arsip. Kawasan Kayutangan di Kota Malang, Jawa Timur. (ANTARA/Vicki Febrianto)
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: