Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank di Jakarta Kamis sore melemah sebesar 23 poin menjadi 8.565 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya 8.542.

Analis Monex Investindo Futures Johanes Ginting mengatakan, data AS yang di rilis pada barang tahan lama (durable goods) lebih baik dari perkiraan akan mendorong investor untuk memangkas posisi mata uang rupiah yang sedang dalam tren penguatan.

Ia menambahkan, pesanan untuk "durable goods" pada bulan Juli tahun ini naik empat persen Month on Month (MoM) yang diatas ekspektasi analis.

"Pelaku pasar menilai rupiah akan kesulitan dalam menemukan arah, sebagian investor berspekulasi bahwa The Fed akan mensinyalkan putaran baru stimulus moneter guna menopang perekonomian AS yang goyah, hal itu memicu dolar AS menguat," kata dia.

Meski demikian, lanjut dia, di luar dampak data dari "durable goods AS" yang lebih baik dari perkiraan, pasar terlihat masih cukup tenang.

"Mata uang rupiah terhadap dolar AS masih dalam posisi yang stabil, kondisi ekonomi dalam negeri juga masih positif," kata dia.

Ia mengemukakan, sejumlah analis berpendapat bahwa saat ini pasar telah siap untuk menjual dollar AS jika The Fed benar-benar mensinyalkan untuk mengulang kembali program pembelian aset besar-besaran demi menopang perekonomian.

Sementara, kata dia, beberapa analis lainnya menilai spekulasi terhadap putaran baru kebijakan longgar Fed terlalu berlebihan dan justru melihat adanya resiko dolar AS akan berbalik arah yang mungkin akan menambah tekanan terhadap mata uang lainnya.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (25/8) tercatat mata uang rupiah bergerak turun menjadi 8.577 dibanding posisi sebelumnya 8.546.

(ANTARA/S026)