Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan bahwa situasi perekonomian domestik saat ini relatif aman dan pemerintah telah menyiapkan skenario manajamen protokol apabila imbas dari perekonomian global masuk ke Indonesia.

"Perekonomian Indonesia tidak terkena dampak langsung, dan kita melihat walaupun skenario terburuk terjadi, itu posisi kita cukup kuat dan aman walaupun kita harus tetap mewaspadai," ujarnya seusai mengikuti rapat koordinasi membahas perekonomian terkini di Jakarta, Kamis.

Juga hadir dalam rapat tersebut Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Armida S. Alisjahbana, Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, dan Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution.

Hatta memastikan protokol pemerintah dalam menghadapi krisis saat ini lebih baik dibandingkan 2008, selain itu kerja sama dengan dunia usaha telah terjalin baik dan kondisi makro perekonomian juga lebih stabil dari 2010.

"Buy back SUN bisa dilakukan oleh BUMN kita yang disebut dengan Bond Stabilisation Framework (BSF), itu kita sediakan, Saldo Anggaran Lebih juga tersedia, dan BI bisa mengambil action. Jadi, sekarang itu jauh lebih baik dibandingkan tahun 2008," ujar Hatta.

Pemerintah juga memastikan akan menjaga serta mengurangi utang serta pinjaman jangka panjang dengan memprioritaskan pembiayaan dalam negeri.

"Utang kita cukup bagus, termanage dengan baik, kan sudah dikatakan kita akan mengurangi utang atau pinjaman dan menggunakan pembiayaan dalam negeri," kata Hatta.

Hatta mengatakan, terkait kondisi perekonomian global terkini apabila pemerintah Amerika Serikat (AS) jadi memberlakukan kebijakan quantitave easing maka diperkirakan akan terjadi aliran dana ke negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

Untuk itu, pemerintah sedang mempersiapkan instrumen agar dana masuk dapat dimanfaatkan tidak hanya kepada sektor keuangan namun juga kepada sektor riil terutama untuk pembangunan infrastruktur.

"Kita harus memanfaatkan agar tidak hanya masuk ke shortterm, ke portofolio, ke sektor-sektor keuangan, tapi kita harus memikirkan bagaimana dana ini masuk ke infrastruktur, bagaimana kita mempersiapkan `infrastructure fund` kita, ini dalam waktu dekat akan kita bahas," kata Hatta.

Agus Martowardojo menjelaskan, dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai perkembangan perekonomian global yang diperkirakan akan melandai tiga hingga empat tahun mendatang.

Namun, menurut dia, kondisi Indonesia mencerminkan situasi yang lebih baik dengan pertumbuhan semester I yang mencapai 6,5 persen dapat dipertahankan pada triwulan III hingga akhir tahun.

"Artinya kondisi yang dialami oleh negara-negara maju yang terus melakukan koreksi pertumbuhan ekonomi ke bawah, kita dalam kondisi yang lebih baik. Apalagi kalau kita bisa mengatasi aspek infrastruktur dan hal-hal yang menghambat investasi di Indonesia," ujarnya.

Ia pun memastikan, pemerintah menyiapkan respon yang diperlukan untuk mengelola perekonomian secara hati-hati dengan meningkatkan pengawasan industri pada industri keuangan serta pasar modal Indonesia.
(T.S034/R010)