Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS antarbank di Jakarta Kamis pagi melemah sebesar 35 poin menjadi Rp8.577 per dolar AS dibanding hari sebelumnya Rp8.542.

Analis Monex Investindo Futures, Johanes Ginting di Jakarta, Kamis mengatakan, isu baru yang beredar bahwa Federal Reserve tidak akan melontarkan sinyal apapun mengenai langkah-langkah lanjutan untuk merangsang perekonomian dalam pertemuan akhir pekan ini memicu mata uang rupiah tertekan terhadap dolar AS.

"Dollar AS memulihkan kondisi dengan berbalik menguat terhadap rival-rival utamanya seiring sebagian investor kembali membeli mata uang AS karena khawatir Federal Reserve tidak akan mengemukakan sinyal apapun dalam pertemuan akhir pekan ini," kata dia.

Sementara, tambah dia, sebagian pasar masih tetap khawatir dengan perekonomian AS yang beresiko tergelincir ke dalam resesi, pelaku pasar tidak sepenuhnya yakin jika Fed siap untuk mengumumkan program pembelian obligasi selanjutnya pada akhir pekan ini.

"The Fed nanti akan menjadi penentu pergerakan pasar, sehingga investor berhati-hati. Namun beberapa pembelian Dollar nampaknya terjadi justru akibat pandangan bahwa The Fed belum akan terlalu agresif untuk saat ini," kata dia.

Ia menambahkan, sementara data ekonomi AS hari Rabu yang menunjukkan lonjakan pesanan untuk barang tahan lama (orders for durable goods) juga telah membantu meredam sejumlah kekhawatiran terhadap ekonomi AS, yang memberi sedikit dukungan bagi dollar AS.

Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, pesanan untuk "orders for durable goods" untuk bulan Juli naik empat persen Month on Month yang diatas ekspektasi analis.

"Kenaikan terutama meningkatnya permintaan untuk pesawat dan otomotif. Membaiknya permintaan ini diantaranya karena mulai pulihnya produksi di Jepang paska bencana alam Maret lalu sehingga belum dianggap peningkatan yang permanen. pasar AS menyambut positif perbaikan data ini, mata uang dolar AS menguat," ujar dia.
(*)