Simpang Empat,- (ANTARA) - Sekitar tiga ton ikan larangan Lubuk Landur Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mati diduga akibat banyaknya lumpur mengaliri sungai itu sejak Senin (1/2) malam.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus di Simpang Empat, Selasa membenarkan ikan larangan di Sungai Batang Lubuk Landur mati.

"Data sementara ada sekitar tiga ton ikan jenis garing mati karena banyaknya lumpur bekas longsoran di hulu sungai," katanya.

Hal itu, katanya menyebabkan insang ikan terganggu oleh air yang dipenuhi oleh lumpur. Penyebabnya karena banyaknya lumpur bekas longsoran di hulu sungai sehingga menyebabkan insang ikan terganggu oleh air yang penuh lumpur.

Baca juga: KKP jadikan Pasaman sentra ikan mas unggul di Sumatera

Baca juga: DLH lakukan uji laboratorium soal ikan mati di Waduk SIER


"Ikan yang mati langsung dikuburkan sedangkan ikan yang masih hidup dipindahkan ke tempat yang aman," katanya.

Pihaknya melakukan pemindahan ikan ke anak sungai yang mengalir dekat Surau Lubuk Landur itu.

"Tim kita telah turun mengukur kualitas air untuk penampungan ikan yang masih hidup dan kualitas airnya cukup bagus," sebutnya.

Sementara itu kualitas air Sungai Batang Lubuk Landur kualitas airnya masih normal tetapi hanya masih keruh karena lumpur.

"Kita berharap ikan yang masih ada di sungai bisa bertahan," harapnya.

Bupati Pasaman Barat Hamsuardi juga telah datang ke lokasi melihat ikan yang mati dan memberikan arahan agar ikan yang masih hidup diselamatkan.

Saat ini, ikan larangan Lubuk Landur menjadi
​​​salah satu daya tarik wisata religi Buya Surau Lubuk Landur yang ramai dikunjungi masyarakat.

Baca juga: Ratusan ton ikan mati mendadak di Danau Maninjau

Baca juga: Kurang oksigen, jumlah ikan mati di Danau Maninjau menjadi 1.455 ton