Jakarta (ANTARA News) - Menjelang libur panjang mata uang rupiah terhadap dolar AS bergerak dalam kisaran sempit dikarenakan sebagian pelaku pasar telah mengurangi frekuensi transaksinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS antarbank di Jakarta Rabu sore melemah sebesar delapan poin menjadi Rp8.543 per dolar AS dibanding hari sebelumnya Rp8.535.

"Namun dollar-rupiah akan diperdagangkan di kisaran sempit terkait pemain pasar enggan mengambil posisi baru menjelang libur panjang pekan depan," kata analis Monex Investindo Futures, Johanes Ginting di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, minimnya isu positif juga menjadi salah satu pemicu pelaku pasar uang mengurangi aktifitasnya sehingga perdagangan pada pasar uang cenderung dalam kisaran sempit.

Meski pergerakkannya sempit, lanjut dia, nilai tukar rupiah yang diperdagangkan mempunyai tren dengan kecenderungan menguat pada pekan ini dipicu dari permintaan obligasi dan saham yang masih tinggi di dalam negeri.

Sementara, tambah Johanes, dari eksternal pelaku pasar tengah mengantisipasi kemungkinan diberikannya sinyal oleh the Fed untuk program quantitative easing ke tiga.

"Pada program quantitative easing kedua disepakti senilai 600 miliar dolar AS dan berakhir Juni 2011 lalu. Pada pertemuan kali ini, kembali pelaku pasar melihat kemungkinan akan memberikan sinyal untuk quantitative easing diperkirakan nilainya sama dengan sebelumnya," kata dia.

Ia mengatakan, sinyal quantitative easing ke tiga akan memicu pelemahan nilai tukar dolar terhadap mata uang lainnya termasuk mata uang rupiah.

"Pasar obligasi telah memfaktorkan kemungkinan quantitative easing ke tiga, sehingga terus melakukan pembelian atas Treasury dan membuat imbal hasil kembali turun," kata dia.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (24/8) tercatat mata uang rupiah bergerak turun menjadi Rp8.546 dibanding posisi sebelumnya Rp8.544.
(ANT)