Jakarta (ANTARA) - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto blusukan di Banda Aceh dengan menggunakan sepeda untuk melihat kondisi riil dan geliat warga Aceh.

Siaran pers yang diterima, di Jakarta, Senin, Hasto didampingi Ketua DPP PDIP Rokhim Dahuri, Ketua DPD PDIP Aceh Muslahuddin Daud bersama puluhan kader, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Samsul Rizal, dan Rektor Universitas Syiah Kuala terpilih Prof. Marwan.

"Dalam situasi varian Omicron masih banyak kasus yang terpapar, sangat memengaruhi hobi untuk bersepeda. Mumpung ada waktu dan bisa berkunjung ke Aceh, ini momen yang bagus," ucap Hasto.

Baca juga: Puan Maharani dijawalkan beri pengarahan kader PDIP di Surabaya
Dari depan lobi hotel menginap, mereka mulai mengayuh sepeda secara santai berkeliling kota Banda Aceh, antara lain melintasi Masjid Baiturrahman, Museum Tsunami, Pantai Cermin Uleelheue, wilayah pecinan hingga mampir di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo, Banda Aceh.

Di Pantai Cermin Uleelheue, Hasto dan rombongan berhenti sejenak untuk foto bersama dan melihat pantai.

"Sebagaimana sektor lain, dunia pariwisata kita memang ikut terdampak pandemi COVID-19 ini," kata Hasto saat gowes pada Minggu (27/2).

Baca juga: PDIP dorong universitas terus lakukan riset untuk majukan daerah
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat melihat proses pengemasan ikan, di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo, Banda Aceh, Minggu (27/2/2022). ANTARA/HO-PDIP
Saat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo, Banda Aceh, Hasto melihat kesibukan para nelayan dan transaksi jual beli ikan. Tak hanya itu, Hasto dan rombongan melihat proses pengemasan ikan yang disalurkan ke berbagai kota.

PDI Perjuangan, kata dia, mengapresiasi atas kerja salah satu Wakil Ketua DPD PDIP Bidang Kelautan Abubakar yang mampu mengorganisir para nelayan menjadi salah satu mata rantai perekonomian rakyat.

Baca juga: PDIP sebut dunia harus bersatu hentikan perang Rusia-Ukraina
"Ikan-ikannya segar. Semoga para nelayan bisa bangkit dari dampak pandemi COVID-19 ini. Paradigma sebagai negara maritim harus didorong agar seluruh industri maritim dari hulu dan hilir menjadi perhatian sehingga nantinya bisa mengangkat harkat nelayan. Harapannya bisa ditingkatkan secara progresif," kata Hasto.

Dalam kesempatan yang sama, Rokhmin Dahuri, yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan pelabuhan ekspor ikan di Indonesia diharapkan lebih banyak.

"Berdasarkan catatan, hanya ada tujuh pelabuhan ekspor ikan di Indonesia ini. Tentunya ini masih perlu untuk ditambah," kata Rokhmin.