Moskow (ANTARA) - Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen pada Senin dalam langkah darurat, dan pihak berwenang mengatakan kepada perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk menjual mata uang asing karena rubel jatuh ke rekor terendah.

"Kondisi eksternal untuk ekonomi Rusia telah berubah secara drastis," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan.

"Kenaikan suku bunga utama akan memastikan kenaikan suku bunga deposito ke tingkat yang diperlukan untuk mengimbangi peningkatan depresiasi dan risiko inflasi. Ini diperlukan untuk mendukung stabilitas keuangan dan harga serta melindungi tabungan warga dari depresiasi."

Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina akan mengadakan pengarahan pada pukul 13.00 GMT, kata bank tersebut.

Dalam upaya lain untuk mendukung rubel, bank sentral dan kementerian keuangan juga bersama-sama memerintahkan perusahaan-perusahaan pengekspor Rusia untuk menjual 80 persen dari pendapatan mata uang asing mereka di pasar.

Pergerakan baru-baru ini menambah banyak tindakan yang diumumkan sejak Kamis (24/2) untuk mendukung pasar domestik, karena negara tersebut berjuang untuk mengelola dampak yang meluas dari sanksi Barat yang diberlakukan sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Ekonomi Rusia akan kontraksi 20 persen di kuartal II karena sanksi

Baca juga: Uni Eropa setuju perpanjang sanksi ekonomi terhadap Rusia